JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Ribuan petani di tiga kecamatan di Sragen mengeluh tidak bisa mendapatkan air irigasi. Para petani berada di kecamatan Ngrampal, Sambungmacan dan Gondang.
Mereka mengeluhkan munculnya dua kepengurusan Petugas Pengawas dan Pembagi Air (P3A) di Kabupaten Sragen. Sehingga sekitar 37 ribu hektar sawah, setiap musim kemarau kesulitan mendapatkan suplai air dari Colo Timur.
Ketua 2 P3A Sragen Tri Hartono mengungkapkan, sudah dua tahun musim tanam (MT) III petani irigasi di tiga kecamatan sulit mendapatkan air. Lantaran air irigasi sampai di kecamatan Ngrampal sudah habis. Persoalan itu, karena petugas P3A terjadi kepengurusan ganda, sehingga dalam pengaturan air sering terjadi kekisruhan.
“Kondisi jelas yang dirugikan petani, karena disaat MT III seharusnya masih bisa mendapatkan suplai air, menjadi.kesulitan,” papar Hartono, Jumat (7/8).
Dikatakan Hartono, keadaan itu bukan salah Balai Besar Wilayah Bengawan Solo (BBWBS), karena air sebenarnya lancar. Namun karena dalam pengaturan air irigasi ada dua P3A jadi membuat pembagian air sulit dikontrol. Persoalan itu muncul sejak DPU PR Sragen membentuk P3A tandingan, yang ditengarai tidak cocok dengan P3A yang asli.
“Padahal selama ini P3A dibentuk atas persetujuan dan pemilihan dari gabungan kelompok tani irigasi,” tegas Hartono.
Sementara Kepala DPU PR Sragen Marija sempat mengatakan, dinasnya tidak menpunyai kewenangan dalam mengelola irigasi Colo Timur maupun waduk yang ada di Sragen.
“Tanggung jawab dinas kami sebatas dalam pengelolaan maupu perawatan embung dan bendung saja,” papar Marija. (ars/rit)