Tembus Negeri Jiran, Masker Premium Ibu-ibu Batang Miliki 30 Varian

Bupati Wihaji saat mengunjungi pembuatan masker di Desa Sendang.

 JATENGPOS.CO.ID, BATANG – Masker hijab, masker pengantin, dan masker merah putih rupanya menjadi favorit dan merupakan peluang usaha bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kini, banyak pelaku usaha menciptakan masker kelas premium menyasar segmen masyarakat yang ingin tampil cantik dan tetap menerapkan protokol kesehatan.

 

Sebagaimana dilakukan oleh Tri Amalia Lestari, yang sukses menembus pasar luar negeri dengan masker yang dibuatnya bersama ibu rumah tangga di sekitar rumahnya di Desa Sendang, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang. Masker yang dia ciptakan dihiasi dengan sulaman pita dan bordiran kain motif bunga. Alhasil, penggemar maskernya pun menembus pasar di Malaysia. “Melalui media sosial, ada teman Malaysia yang suka dan berminat memasarkannya, akhirnya setiap dua bulan kita kirimkan ke Kuala Lumpur, Kuching, dan Sabah,” urainya.

Baca juga:  Black List

 

iklan

Masker yang diciptakan Amalia, terbuat dari berbagai jenis kain, mulai jenis toyobo, brokat dan dibuat dengan tiga lapis kain sehingga tetap mengutamakan upaya pencegahan penularan Covid 19. Masker yang dibuatnya pun dilengkapi dengan berbagai macam varian, namun tidak menghilangkan fungsi utamanya mencegah penularan Covid-19. “Masker yang saya buat dari kain, keunggulan dari maskernya adalah aman dipakai, termasuk bagi orang yang memiliki kulit sensitif. Jenis maskernya pun ada lebih dari satu. Ada 30 varian masker yang paling diminati adalah masker hijab, masker pengantin dan masker merah putih,” katanya.

 

Untuk memasarkan produknya, Amalia lebih mengandalkan metode digital lewat media sosial, yakni Instagram, Facebook, dan Twitter. Alasannya, jangkauan pasarnya lebih luas daripada pemasaran luring. Peluang ekspor ke negeri jiran pun terbuka melalui unggahan foto produknya di media sosial.

Baca juga:  Warga Desa Bodas Terdampak Tanah Bergerak Bersedia Direlokasi

Amalia menjelaskan, harga maskernya  dibandrol dari Rp30 ribu sampai ratusan ribu rupiah, tergantung variasi hiasannya. Kini, omzet penjualan masker kelas premium tersebut mencapai Rp3 juta per bulan. Selain itu, usaha pembuatan masker kelas premium tersebut juga memberdayakan warga sekitar rumahnya, baik penjahit, pembordir, maupun ibu-ibu rumah tangga.

 

Bupati Batang Wihaji saat mengunjungi rumah produksi masker kain kelas premium tersebut, mengatakan, pihaknya juga memberikan stimulus ekonomi mulai dari pinjaman modal hingga pelatihan ekonomi modern.

“Di tingkat rukun tetangga pun kita berikan stimulan atau bantuan Rp2,5 juta, yang Rp500 ribu itu untuk penanganan Covid-19,” katanya. (rit)

 

iklan