Bimtek dan Gerakan BISA Kemenparekraf Gelorakan Semangat Kebangkitan Desa Wisata Kerobokan Bali

JATENGPOS.CO.ID, TABANAN – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) tengah gencar melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Fotografi dan program Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman) di sejumlah destinasi wisata di seluruh Indonesia. Kali ini program BISA digelar di Desa Adat Kerobokan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat (4/12/2020).

Menurut Analis Koordinator Edukasi II/Analis Kebijakan Ahli Madya, Jemmy Alexander, kegiatan ini merupakan dukungan bagi para pelaku wisata dan ekonomi kreatif, khususnya masyarakat di Kabupaten Tabanan tepatnya di Desa Kerobokan Kecamatan Baturiti.

“Kegiatan ini diselenggarakan untuk mengantisipasi dampak dari wabah COVID-19 yang mempengaruhi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang menyebabkan banyaknya usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mengalami penurunan usaha, bahkan mengalami kebangkrutan usaha. Otomatis berpengaruh langsung terhadap tenaga kerja bidang pariwisata ekonomi kreatif, baik tenaga kerja langsung maupun tenaga kerja tidak langsung,” ungkap Jemmy.

Lebih lanjut Jemmy menambahkan, seperti yang kita ketahui, yang hadir di sini salah satunya adalah tenaga kerja langsung maupun tenaga kerja tidak langsung yang mendukung pariwisata atau destinasi pariwisata yang ada di Kabupaten Tabanan.

iklan
Baca juga:  Apresiasi Media, Kemenpar Gelar Anugerah Pewarta Wisata 2017

“Dalam Gerakan BISA ini, pelaku pariwisata diajak untuk melakukan kegiatan bersih-bersih, menata kembali serta menyemprot disinfektan di destinasi wisata tersebut. Kegiatan ini dilakukan dengan selalu memperhatikan penerapan protokol kesehatan,” kata Jemmy.

Di sisi lain, Jemmy menyebut jika Kemenparekraf/Baparekraf juga memfasilitasi kegiatan bimbingan teknis dengan tema fotografi menggunakan smartphone. Para peserta diberikan pelatihan singkat oleh narasumber fotografer yang sudah berpengalaman untuk bagaimana caranya memfoto produk-produk ekonomi kreatif. “Selain itu juga diajarkan bagaimana memasarkan produk-produk ekonomi kreatif melalui media sosial dengan menggunakan teknik-teknik foto menggunakan smartphone. Bagaimana foto tersebut akan menjadi menarik dan orang akan suka. Tujuannya tentu untuk meningkatkan penghasilan pada saat kondisi dan adaptasi kebiasaan baru,” papar dia.

Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Prof I Gede Pitana mengungkapkan, kegiatan yang digagas Kemenparekraf/Baparekraf ini sangat bagus dalam rangka menyiapkan diri untuk menyambut kebangkitan pariwisata.

“Saya optimis bahwa dengan new normal, dengan kebiasaan baru, pariwisata akan kembali walaupun dengan gaya dan cara yang tidak sama. Oleh karena itu, persiapan berbagai kegiatan untuk menyongsong hal tersebut sangatlah penting,” ujar I Gede Pitana.

Baca juga:  GenPI ke-29 Sulbar Resmi Bergabung

Lebih lanjut I Gede Pitana mengatakan, pelatihan fotografi menggunakan smartphone ini merupakan hal yang baru, sebab biasanya ketika berbicara fotografi maka orang akan membayangkan menggunakan kamera DLSR. Padahal, kata dia, kamera HP sudah bisa digunakan mengambil foto dengan kualitas bagus.

“Saya harapkan kegiatan seperti ini semakin banyak ditampilkan dan melibatkan orang yang lebih banyak. Karena begini, mungkin seperti teori belajar. Kalau kita didik 100 orang dan mendapat 10 saja entrepreneur yang baru dan terus berlanjut, itu sudah sangat bagus. Apalagi bisa mendapatkan lebih dari itu. Jadi semakin banyak kita lakukan, semakin banyak potensi-potensi entrepreneur baru yang kita dapatkan,” ujar I Gede Pitana.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan, I Gede Sukanada, menyampaikan kegiatan yang diadakan oleh Direktorat Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf di Kabupaten Tabanan ini merupakan yang ketiga kalinya. Yang pertama diselenggarakan di Pura Ulun Danu dan yang kedua di Jatiluwih. Saat ini kegiatan dilaksanakan di Desa Kerobokan.

Baca juga:  Data Terkini Calon Haji Asal Banyumas Berjumlah 1.243 Orang

‘Kegiatan ini bagi kami sebenarnya merupakan persiapan kita untuk meningkatkan dan mempersiapkan diri akan kualitas dan kuantitas daripada sumber daya manusia menyambut pariwisata dibuka secara lebar,” ujar I Gede Sukanada.

Kegiatan ini, ia melanjutkan, bisa dijadikan momentum dan awal yang bagus untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sebab, saat ini kita memang harus berdampingan dengan COVID-19. “Ke depan, kita harus menyiapkan diri terhadap teknologi. Kalau kita memiliki potensi yang begitu besar dan luar biasa tetapi tanpa didukung oleh sumber daya manusia dan juga teknologi yang yakin kita akan tidak ada apa-apanya,” katanya.

I Gede Sukanada mengajak seluruh stakeholder pariwisata di Bali agar jangan meninggalkan roh pariwisata Bali seperti adat, budaya, keramahtamahan. “Selama ini itu yang kita banggakan dan sekarang sudah mulai menyusut. Salah satunya adalah budaya gotong royong,” papar dia.(*)

iklan