spot_img
26.1 C
Semarang
Minggu, 29 Juni 2025
spot_img

Nekat Masuk Kasunanan, Adik dan Putri Raja Solo Terjebak Dalam Bangunan

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali geger, Jumat (12/2). Setelah adik dan putri Raja Solo, Pakubuwono XIII terjebak di dalam keraton dan belum bisa keluar sejak Kamis (11/2).

Keduanya adalah GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng), yang merupakan adik PB XIII dan GKR Timoer Rumbai putri PB XIII. Selain keduanya, juga ikut terjebak di dalam bangunan keraton tiga abdi dalem yang mengikuti dua putri kedaton tersebut.

Pantauan di lapangan, sejumlah abdi dalem yang membawa makanan dan minuman kemasan mendatangi Kori Kamandungan yang merupakan pintu utama masuk Keraton Surakarta. Mereka sempat menggedor-gedor pintu agar dibukakan. Hanya saja tak ada respon dari dalam.

Mereka pun mendatangi penjaga keraton yang sedang bertugas dan meminta untuk dibukakan pintu karena akan mengirim makanan untuk lima orang yang berada di dalam. Namun petugas berdalih harus menunggu izin dari Sinuhun PB XIII.

Setelah menunggu sekitar satu jam, belasan abdi dalem tersebut memutuskan untuk mencoba mengetuk pagar Sasana Putra, tempat tinggal PB XIII. Namun hasilnya juga nihil, tak ada respon dari dalam. Hingga akhirnya mereka memilih untuk menyerah dan pulang.

Baca juga:  Pemkot Surakarta Segera Mulai Pembangunan Masjid Hadiah Pangeran UEA

“Saya ke sini cuma mau mengantarkan makanan sama minum untuk gusti dan anak saya. Soalnya anak saya itu kemarin ikut Gusti Moeng masuk ke dalam dan sejak sore sampai siang ini belum bisa keluar. Saya dapat kabar juga baru tadi pagi,” tutur salah satu abdi dalem keraton, KMAT Puspa Wening Yemy Triana.

Sedangkan suami Gusti Moeng, KP Eddy Wirabhumi mengatakan, istrinya bersama Gusti Timoer dan tiga abdi dalem masuk ke keraton sejak Kamis siang. Saat itu, mereka hendak menemui tamu dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pusat. Pertemuan diadakan di Kori Kamandungan (pintu utama) keraton.

“Ternyata tamu tersebut (BPK) diarahkan masuk ke Sasana Putro (kediaman PB XIII) yang ada di sisi barat. Sedangkan Gusti Moeng dan Gusti Timoer beserta tiga abdi dalemnya ada di dalam Keputren. Saat mau keluar ternyata semua pintu sudah dikunci,” ucap dia.

Ia menambahkan, saat itu juga ikut masuk ke dalam keraton, namun hanya sampai bagian depan saja. Karena itu, saat petugas kepolisian datang ia bisa keluar sekitar pukul 22.00 WIB.

Baca juga:  Dinkes Boyolali: Waspada Chikungunya di Musim Pancaroba

“Ini mau ngirim makanan karena dari kemarin siang mereka hanya makan stok roti milik abdi dalem yang dulu pembantunya Gusti Moeng. Harapannya ya pintunya dibuka, karena keratin kan bukan milik raja tapi milik dinasti. Harusnya tidak begini,” tandasnya.

Sementara itu, dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, KRA Dani Narsugama Adiningrat menegaskan tidak tahu menahu kronologis soal itu karena dirinya sedang berada di luar kota. Namun ia menjamin tidak ada yang mengunci atau bahkan mengurung Gusti Moeng, Gusti Timoer dan ketiga abdi dalemnya.

“Kalau mereka mau keluar silahkan, Tinggal minta abdi dalem yang ada di dalam membukakan pintu atau telepon saya. Tidak ada yang melarang mereka keluar. Makanya kalau dibilang mengurung, mengunci kok berlebihan. Tepatnya mereka mengurung diri sendiri. Karena mereka juga masuk mbludus, tanpa izin. Padahal seharusnya semua yang mau masuk ke keraton harus ada palilah atau izin dari Sinuhun,” tegasnya. (jay)

spot_img

TERKINI