Pascalibur Panjang, Kasus COVID-19 di Solo Melonjak

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Angka kasus positif COVID-19 di Kota Solo dalam dua pekan ini melonjak pascalibur panjang Paskah, 2-4 April 2021.

Berdasarkan data dari Pemerintah Kota Surakarta di Solo, Senin, pada dua pekan terakhir ini yaitu 5-19 April 2021 terjadi penambahan jumlah kasus baru 232 kasus. Sedangkan jika dilihat pada seminggu terakhir ada 139 kasus baru.

Dengan penambahan tersebut, hingga tanggal 19 April 2021 angka kumulatif kasus COVID-19 di Kota Solo sebanyak 10.280 kasus. Dari total tersebut, untuk jumlah kasus sembuh 9.553 orang.

Sedangkan yang masih menjalani isolasi mandiri sampai saat ini ada 166 orang dan menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 58 pasien. Selanjutnya, untuk jumlah meninggal dunia 503 kasus.

iklan
Baca juga:  Ganjar Pastikan Kontak Erat TKI Pembawa Virus B117 Sudah Diisolasi

Terkait lonjakan kasus tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih menyayangkan sikap abai sejumlah masyarakat terkait COVID-19 ini. Bahkan, dikatakannya, saat ini banyak penderita yang berstatus orang tanpa gejala (OTG).

“Orang sekarang itu setelah hasil PCR (tes usap) positif baru percaya kalau dia positif. Kalau antigen positif mereka belum percaya kalau positif, padahal ini artinya positif. Berisiko menularkan, yang bahaya itu ya OTG ini,” katanya.

Menurut dia, kondisi tersebut menjadi tanggung jawab bersama sehingga ia meminta masyarakat untuk masih terus menerapkan protokol kesehatan.

“Ini menjadi tanggung jawab semuanya untuk melindungi diri kita sendiri dan orang lain,” katanya.

Disinggung mengenai lonjakan angka kasus COVID-19 tersebut, menurut dia tidak menutup kemungkinan merupakan akibat dari pelonggaran aktivitas yang dilakukan beberapa waktu terakhir.

Baca juga:  Belasan Mobil Dinas Polres Sukoharjo Diperiksa

“Pelonggaran ini bisa juga menjadi faktor, intinya COVID-19 kita kendalikan, ekonomi jalan tetapi keduanya harus jalan bareng-bareng, ekonomi ya jalan jangan langsung ‘byak’ (terbuka), tetap patuhi protokol kesehatan. Kalau kasus banyak lagi ya ekonomi tidak jalan lagi,” katanya. (fid/ant)

iklan