JATENGPOS. CO. ID, UKOHARJO -Kunjungan Calon Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, ke Pasar Ir Soekarno di Kabupaten Sukoharjo, Minggu (15/9/2024) pagi, meninggalkan momen berkesan memperlihatkan adab mantan Kapolda Jateng terhadap orang yang lebih tua.
Begitu turun dari mobil, Luthfi langsung disambut hangat oleh beberapa anggota paguyuban becak setempat. Namun, perhatian Luthfi segera tertuju pada seorang perempuan lansia yang duduk di separator trotoar di depan pasar.
Dengan cepat, Luthfi mendekati perempuan tua itu dan menyapanya sambil membungkuk. Ia menyalami nenek tersebut dengan senyum ramah, lalu duduk bersimpuh lebih rendah, menunjukkan rasa hormat, dan mengajak berbincang ringan.
“Sampeyan asli mriki? (Anda asli orang sini?)” tanya Luthfi dengan penuh kehangatan.
“Kulo Mboyolali (Saya dari Boyolali),” jawab si nenek dengan suara pelan.
Menyadari jarak yang cukup jauh yang ditempuh nenek itu setiap hari untuk berjualan, Luthfi melanjutkan, “Woh adoh, nitih nopo? (Wah, jauh sekali. Naik apa ke sini?)”
“Wayah (Diantar cucu),” balas si nenek singkat.
Luthfi terus bertanya dengan nada lembut. “Wayahe pinten? (Cucunya berapa?)”
“Pitu pak (Tujuh, Pak),” sahut nenek itu.
Mendengar jawaban tersebut, Luthfi mengangguk sambil mendoakan, “Sehat-sehat, bergas waras nggih. Lancar rejekine dinggo jajan putu-putune (Sehat-sehat ya, semoga rezekinya lancar untuk cucu-cucunya),” ucapnya.
Gestur bersimpuh dan merangkul yang ditunjukkan Ahmad Luthfi saat berbicara dengan orang lansia ini bukan pertama kali terlihat. Ia kerap melakukannya dalam berbagai kesempatan, menunjukkan sikap rendah hati dan penghormatan kepada orang yang lebih tua atau yang berkebutuhan khusus.
Ketika ditanya mengapa sering melakukan gestur seperti itu, Luthfi menjelaskan, “Bagi saya, bersimpuh adalah bentuk penghormatan.”
Menurut Luthfi, hal ini bukan sekadar formalitas, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan kemanusiaan.
“Dengan duduk merendahkan diri secara fisik, kita menunjukkan rasa hormat,” tambahnya.
Contoh lain dari sikap ini terlihat saat Ahmad Luthfi menghadiri acara senam bersama warga di Kabupaten Klaten. Ketika bertemu dengan penyandang disabilitas kaki bernama Widodo, Luthfi juga bersimpuh dan merangkul pria tersebut, menunjukkan empati yang dalam.
Momen serupa terjadi saat Luthfi blusukan di Pasar Bintoro, Kabupaten Demak. Di sana, ia juga bersimpuh di depan penyandang disabilitas tangan dan kaki yang tak bisa berjalan.
Ahmad Luthfi menegaskan bahwa sikap seperti ini adalah bagian dari nilai-nilai yang ia yakini dan pegang teguh.
“Saya ingin membangun hubungan yang tulus dan itu dimulai dari sikap yang sederhana,” pungkasnya. (*/jan)