JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Jeritan warga yang terdampak limbah udara PT Rayon Utama Makmur (RUM) yang sudah berlangsung hampir lebih satu bulan, di dengar anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Dapil 5 Jateng Mohammad Toha mendatangi langsung ke lokasi pabrik yang berada di Desa Plesan, Kecamatan Nguter, Kamis (7/12).
Dalam kunjungannya Toha juga mengajak sejumlah warga yang menyampaikan keluhan padanya, dan diterima langsung Direktur Umum PT RUM Mochamad Rahmat beserta staff. Mantan Wakil Bupati Sukoharjo tersebut langsung diajak berkeliling lokasi pabrik serta mengunjungi tempat pengolahan limbah yang menjadi asal dari bau menyengat yang menyerang warga.
“Saya melihat masalah ini tidak hanya melalui surat kabar saja, namun juga melalui aduan yang langsung disampaikan ke saya. Langsung saya tindaklanjuti dan saya ajak warga yang terdampak untuk mendengar penjelasan langsung dari PT RUM. Karena masalah ini harus tuntas, jangan sampai berlarut-larut, tidak baik untuk iklim investasi di Sukoharjo,” tandas Moh Toha, yang anggota Komisi 3 dari PKB.
Pihaknya juga mengingatkan kepada PT RUM agar segera menyelesaikan masalah yang rakyat alami saat ini. Hal ini agar tidak menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat dan juga turunnya minat investor untuk datang ke Sukoharjo.
“Saya dengar langsung komitmen dari PT RUM kalau masalah ini akan diselesaikan, karena mereka pun juga tidak ingin rugi karena tidak bisa beroperasi. Nanti saya juga akan terus memantau dan mengawasi masalah ini. Apalagi sudah ada surat peringatan pertama (SP I)dari Bupati Sukoharjo, saya yakin PT RUM akan konsisten,” tandas Toha. Sidak dari Politisi PKB ini juga didampingi oleh Kapolres Sukoharjo AKBP Iwan Saktiadi yang ikut memantau perkembangan masalah yang muncul di PT RUM.
Direktur Umum PT RUM, Mochammad Rahmat, membenarkan soal diterimanya surat peringatan dari Bupati Sukoharjo agar PT RUM segera menyelesaikan masalah limbah bau yang mengganggu warga. “Kita akan pastikan baunya tidak akan sampai mengganggu warga, serta limbah air yang dibuang ke sungai Bengawan Solo tidak akan membuat mati ekosistem sungai. Kita juga akan percepat penyelesaian semua termasuk yang ada dalam nota kesepakatan dengan warga,” tandas Rahmat. (dea/saf)