Sekolah merupakan tempat belajar dalam meraih ilmu. Sekolah sebagai satuan pendidikan bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian, dalam mengembangkan intelektual peserta didik dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa maka perlu bentuk generasi yang bertanggungjawab. Sementara ini masa pandemi menghambat segalanya. Pembelajaran tatap muka tidak bisa dilaksanakan karena pandemi. Untuk menghadapi situasi pandemi ini dibutuhkan seorang pemimpin yang bijaksana dan bartanggungjawab. Pemimpin yang baik akan mengambil keputusan yang benar berdasarkan kesepakatan bersama dan untuk kepentingan orang banyak. Maka dari itu perlu sekali kepala sekolah memahami peranan sebagai kepala sekolah. Kepala sekolah yang memahami peran sebenarnya maka akan mudah dalam memajukan sekolah yang dipimpinnya.
Menurut Sagala (2009: 88) mendefinisikan bahwa kepala sekolah ialah orang yang diberi tugas dan tanggung jawab mengelola sekolah, menghimpun, memanfaatkan, dan menggerakkan seluruh potensi sekolah secara optimal untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan peran, fungsi dan tugas kepala sekolah tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena saling terkait dan mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang profesional.
Menurut Mulyasa (2007: 98), kepala sekolah mempunyai tujuh fungsi dan peran utama, yaitu educator (pendidik), manager, administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator. Sebagai pendidik kepala sekolah harus mampu memberi bimbingan kepada seluruh warga sekolah dan bekerjasama dengan guru dalam menjabarkan kurikulum secara lebih rinci dan operasional kedalam program tahunan, semester dan harian. Sedangkan kepala sekolah sebagai manajer perlu untuk menguasai segala kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian segala aktivitas seluruh anggota organisasi agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Mansur (2015) mengemukakan bahwa bentuk konkrit partisipasi masyarakat sebagaimana amanah Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 disalurkan melalui dua lembaga formal yang dibentuk pemerintah sesuai dengan semangat MBS yaitu Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
Sesuai dengan amanah Undang-Undang tersebut ada empat bentuk partisipasi masyarakat yang tergabung dalam Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah yaitu (1) partisipasi dalam memberi pertimbangan (advissory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan; (2) partisipasi dalam bentuk memberikan dukungan (supporting agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; (3) partisipasi dalam bentuk memberikan pengontrolan (controling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan haluan pendidikan di satuan pendidikan; dan (4) mediator antara pemerintah dengan masyarakat di satuan pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kunci sukses kepala sekolah di era otonomi daerah saat ini ialah dapat dilihat dari usahanya menggandeng komite sekolah untuk memperoleh dukungan orang tua. Karena dukungan mereka dapat memberikan kontribusi terhadap keberlangsungan hubungan yang harmonis antara sekolah dengan orang tua siswa.
Sebagai pemimpin di SD Negeri 2 Sukodono berusaha memahami pentingnya peranan kepala sekolah. Dengan memahami pentingnya peran kepala sekolah dengan baik maka bisa dipastikan dalam meraih visi misi sekolah lebih mudah. Sekolah akan lebih maju dan berprestasi. Pemimpin yang memahami perannya sebagai pemimpin akan memiliki karisma dan daya tarik tersendiri. Pemimpin akan mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Melalui kerjasama dengan berbagai pihak kepala sekolah merasa yakin prestasi sekolah dapat tercapai.
Asnani, S.Pd.SD.
Kepala SD Negeri 2 Sukodono Kecamatan Kendal
