Hampir 1,5 tahun sudah, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dilaksanakan. Guru menjadi semakin paham apa yang harus dilakukan untuk menangani masalah-masalah yang muncul selama PJJ. Salah satunya adalah menangani masalah ketidakaktifan siswa. Bagaimana caranya?
Untuk menangani masalah tersebut, banyak guru mengawalinya dengan membaca artikel-artikel pendidikan seperti yang termuat di koran Jateng Pos atau menonton video-video pembelajaran seperti yang tersedia di Youtube channel sebagai inspirasi mengajarnya. Hal ini pun dilakukan oleh penulis dan selanjutnya diujicobakan di dalam pembelajarannya di kelas-kelas yang diampunya. Salah satu model pembelajaran yang menarik bagi penulis untuk dipraktikkan adalah pembelajaran matriks dengan menggunakan alat peraga kotak matriks. Penulis menyebutnya “Komat”.
Matriks itu sendiri merupakan susunan sekelompok bilangan di dalam suatu jajaran yang berbentuk persegi, persegi panjang dan diatur berdasarkan baris dan kolom yang kemudian diletakkan antara 2 tanda kurung. Tanda kurung yang dipakai untuk mengapit susunan anggota matriks tersebut bisa berupa tanda kurung biasa atau kurung siku. Bilangan pada matriks disebut elemen atau unsur matriks dan dilambangkan dengan huruf capital. (https://materibelajar.co.id/pengertian-matriks/).
Peran alat peraga “Komat” ini ditekankan pada pemahaman operasi dasar matriks. Dan alat peraga “komat’ ini digunakan pada salah satu kelas yang diampu penulis yakni kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Semarang, karena banyak siswa yang cederung pasif atau diam saja selama pembelajaran matematika di kelas ini.
Untuk mengawali pembelajaran matriks, penulis membuat “komat” dengan bahan kardus bekas. Pada tahap pertama, penulis membuat sebuah kotak dari kerdus yang dilengkapi dengan roda berbentuk lingkaran yang direkatkan dengan suatu bentuk persegi panjang untuk menghubungkan kedua roda dengan kotak tersebut. Selanjutnya, penulis membuat 2 buah tongkat untuk pemutar roda dan diberi lubang untuk menghubungkan kardus balok dengan 2 buah roda sehingga tongkat bisa diputar. Selanjutnya, sebuah persegi dibuat sebagai tempat matriks lalu direkatkan dengan persegi matriks pada rantai roda. Agar terjadi suatu operasi matriks, sterofom dibuat di bagian depan kotak matriks.
Pada langkah kedua, penulis membuat anggota matriks dengan membuat kreasi berupa burung dari kertas origami dengan warna yang berbeda disesuaikan dengan jumlah yang dibutuhkan. Selanjutnya, penulis membuat 2 penanda matrik berupa tanda kurung dari kertas juga, lalu origami yang sudah dibentuk pada steroform dengan warna yang sama sebagai anggota matriks A dan B. Kemudian, penanda matriks dibuat lagi, sebagai hasil operasi matriks A dan B yang dilambangkan dengan matriks C.
Setelah membuat alat peraga “komat”, penulis menunjukkan bagaimana cara menggunakannya dengan menggerakan pemutar yang berada disisi samping searah jarum jam. Penulis menunjukkan bagaimana menyelesaikan operasi penjumlahan atau pengurangan dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan elemen-elemen pada matriks A yang memiliki bentuk dan warna yang sama pada matriks B serta tempat yang seletak antara elemen matriks A dan B. Sedangkan untuk perkalian dengan cara mengalikan warna yang sama dari matriks A dengan matriks B ( yang mana elemennya diganti dengan bentuk burung), Langkah selanjutnya, penulis menunjukkan hasil operasi matriks A dan matriks B dengan meletakkan matriks C pada tempat yang sudah disediakan (di bawah matriks A dan matriks B ). Matriks C merupakan hasil dari operasi penjumlahan atau pengurangan dari matriks A dan matriks B. (https://ayuhardiyanti09.blogspot.com/2016/05/alat-peraga-kotak-matriks.html)
Setelah penulis memberi contoh penggunaan matriks, siswa diminta membuat “Komat” sendiri dan mepresentasikan hasilnya di depan teman-temannya melalui microsoft teams. Karena ada yang menarik di dalam pembelajaran, tanya jawab antarsiswa pun terjadi dan kelas pasif berubah menjadi kelas yang sangat aktif.
Syahri, S.Pd
SMA Negeri 2 Semarang