Kemampuan pemecahan masalah peserta didik merupakan salah satu kemampuan yang tertuang dalam tujuan belajar matematika. Kemampuan pemecahan masalah adalah bagian yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, peserta didik dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin (Suherman, dkk.2003:89).
Dalam proses pembelajaran, seringkali dijumpai adanya kecenderungan peserta didik yang tidak mau bertanya meskipun sebenarnya belum mengerti. Oleh karena itu suasana perlu direncanakan dan dibangun sehingga peserta didik dapat kesempatan untuk berinstraksi satu dengan yang lain. Menurut Nurhadi, dkk (2004:3) sebagian besar dari peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan. Peserta didik memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka baisa diajarkan, yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Mereka sangat butuh untuk memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat pada umumnya dimana mereka akan hidup dan bekerja.
Usaha pendidik agar peserta didiknya dapat aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika antara lain adalah memilih pendekatan yang tepat, sesuai dengan materinya dan menunjang terciptanya kegiatan belajar mengajar yang kondusif. Menurut Nurhadi, dkk (2004:5) pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang memungkinkan peserta didik untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan kehidupan baik di sekolah maupaun di luar sekolah. Selain itu, peserta didik dilatih untuk dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam suatu situasi, misalnya dalam bentuk simulasi, dan masalah yang memang ada di dunia nyata.
Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu pendidik mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota kelaurga dan masyarakat (Depdiknas, 2002: 1).
Setiap metode pasti memiliki kelebihan tersendiri, itulah alasan seorang pendidik menggunakan metode pembelajaran tertentu. Begitu juga dengan metode pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) ini yang memiliki kelebihan sebagai berikut: pembelajaran lebih bermakna, pembelajaran lebih produktif, menumbuhkan keberanian peserta didik untuk mengemukakan pendapat tentang materi yang dipelajari, menumbuhkan rasa ingin tahu, menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama, peserta didik dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran.
Berdasaran hasil analisa data pada peserta didik kelas XII jurusan MIPA SMA Negeri 1 Ketanggungan penulis menyimpulkan terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
Peserta didik sangat senang dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan peserta didik mampu bekerja sama dengan baik, menunjukan keberanian peserta didik untuk mengemukakan pendapat tentang materi yang dipelajari. Pada saat guru menjelaskan judul materi, tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) peserta didik pun antusias memperhatikan penjelasan guru.
Peserta didik mampu memecahkan masalah materi terkait dalam kehidupan sehari-hari yang diketahui oleh peserta didik. Hal ini dapat dilihat dengan peserta didik memahami dan mengerti semua tugas yang diberikan oleh guru.
SUPARTI, S.Pd
Guru Matematika
SMA Negeri 1 Ketanggungan Kabupaten Brebes
