spot_img
33 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Mengurutkan Bilangan Sambil Bermain

Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi mengajar dan sekaligus melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat. Sehingga akan dicapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Keberhasilan dalam suatu pembelajaran dapat ditentukan oleh ketuntasan siswa dalam menguasai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan sangat dibutuhkan agar siswa dapat mencapai tujuan yang ditetapkan secara optimal. Di samping itu pembelajaran yang efektif juga dipengaruhi oleh lingkungan belajar, hubungan sosial dan emosional antar siswa dan antara siswa dengan guru.

Berdasarkan pengamatan di SD Negeri Petarangan, perolehan nilai matematika siswa kelas 1 masih di bawah standar KKM. Untuk itu dibutuhkan suatu cara atau strategi yang dapat menarik siswa sehingga siswa lebih bersemangat dan dapat mencapai nilai yang baik dan memenuhi standar. Salah satu cara untuk menarik minat siswa adalah dengan memilih suatu strategi yang didalamnya siswa dengan guru dapat berinteraksi dengan baik. Metode yang digunakan harus efektif, efisien dan menyenangkan, yaitu dalam pembelajaran itu menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan penerapannya relatif menggunakan tenaga, usaha, waktu dan biaya yang dikeluarkan semakin kecil. Metode tersebut adalah metode bermain. Bermain adalah aktifitas yang menyenangkan dan merupakan kebutuhan yang sudah melekat pada diri setiap anak. Melalui metode bermain diharapkan dapat menarik minat, perhatian dan dapat mengembangkan pengetahuan siswa. Selain itu anak akan lebih paham dalam menerima pelajaran, karena dalam bermain anak terlibat langsung dan berperan aktif dalam pembelajaran.

Baca juga:  FILA Stop Covid-19, Asah Beladiri Siswa di Rumah

Permainan adalah hal yang paling disukai anak-anak. Ketika bermain, anak-anak merasa gembira, tidak ada beban apapun dalam pikiran. Suasana hati senantiasa ceria. Dalam keceriaan inilah guru bisa dengan mudah menyelipkan ajaran-ajarannya (Suparman, 2010: 169). Permainan menyediakan lingkungan belajar yang penuh dengan mainan di mana para siswa mengikuti aturan-aturan yang telah digariskan karena mereka tertarik untuk mendapatkan tantangan. Permainan merupakan teknik yang dapat memotivasi para siswa, khususnya untuk isi yang berulang-ulang dan membosankan (Suherman dan Sukjaya, 1990:202).

Pembelajaran diawali dengan pengenalan, pembagian kelompok, pembagian benda-benda yang jumlah masing-masing kelompok berbeda, setelah itu setiap kelompok memposisikan urutan jumlah benda yang diperoleh sesuai dengan urutan terbesar atau terkecil sesuai dengan intruksi guru, diakhiri dengan kesimpulan.

Baca juga:  MEA Tingkatkan Kerjasama Siswa

Pembelajaran matematika menggunakan metode bermain, atau dengan kata lain belajar sambil bermain adalah sebuah cara yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran dengan sarana bermain yang menyenangkan.

Siswa tertarik dengan metode bermain karena belum pernah diterapkan dan dengan bermain siswa merasa senang. Metode bermain melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa senang dan tidak takut menghadapi pelajaran matematika. Penyampaian materi lewat metode bermain tidak membebani siswa ketika menerima pelajaran, walaupun sebenarnya siswa juga dituntut untuk berfikir dalam kegiatan tersebut.

Setelah penggunaan metode ini, siswa menjadi aktif, bersemangat, dan antusias dalam pembelajaran. Siswa yang awalnya takut dan malas dengan pelajaran matematika khususnya mengurutkan bilangan menjadi sangat menyukai pembelajaran matematika. Hasil belajar matematika yang rendah menjadi meningkat, KKM yang menjadi target pun telah terpenuhi.

Oleh : Ani Indaryati, S.Pd.

Guru SD Negeri Petarangan, Kledung, Temanggung

spot_img

TERKINI