Dewasa ini, lembaga pendidikan selalu dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun yang menjadi indikator keberhasilan pendidikan khususnya dalam pembelajaran menurut Djaramah (2002), yaitu”1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan, 2) prilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok. Selain itu indikator kualitas pendidikan juga dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, guru dituntut untuk berperan aktif sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran.
Selama ini kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa hanya menerima materi yang disampaikan dan membuat siswa menjadi pasif. Hal tersebut menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas 1 SDN 1 Mundeh. Hal ini dapat diketahui dari hasil ulangan harian siswa yang masih di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 65. Dari 7 orang siswa, yang memenuhi KKM sebanyak 3 orang dan yang belum memenuhi KKM sebanyak 4 orang.
Sebagai satu alternatif pemecahan masalah, adalah dengan metode C3T (Cerdas, Cermat, Cepat dan Tepat). Metode ini diadaptasi dari model lomba cerdas cermat. Menurut Muliawan (2016:218) unsur yang ditekankan pada metode C3T, yaitu “Unsur kecerdasan, ketelitian, kecepatan, dan ketepatan dalam menjawab pertanyaan”.
Menurut Muliawan (2016:218), “Metode C3T adalah model pembelajaran yang menekankan peran aktif siswa untuk belajar mandiri di dalam maupun di luar sekolah”. Adapun langkah-langkah pembelajaran C3T yang diadaptasi dari Muliawan (2016), yaitu; 1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, 2) guru menyampaikan materi pembelajaran, 3) babak individu. Pada babak individu seluruh siswa diberikan kuis berupa soal. Siswa yang menjawab dengan benar mendapat poin 1. Jika siswa sudah mengumpulkan poin 3 maka siswa tersebut menjadi pemenang dan berhak untuk menjadi penonton, 4) babak kelompok, pada babak kelompok siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok beranggotakan 2-3 orang. caranya sama dengan babak individu yaitu mencari 3 poin dan yang telah memperoleh 3 poin menjadi pemenang dan berhak menjadi penonton, 5) pemberian penghargaan kepada siswa dan kelompok terbaik.
Metode C3T memiliki beberapa keunggulan yaitu; 1) melatih dan meningkatkan rasa percaya diri siswa, 2) melatih mental dan semangat belajar, 3) melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran, 4) materi dapat dikembangkan oleh guru dan siswa, 5) merupakan bentuk aplikasi dan pengembangan metode belajar mandiri, 6) melibatkan unsur kognitif, afektif dan psikomotor siswa.
Pembelajaran matematika dengan metode C3T dilaksanakan di kelas 1 SDN 1 Mundeh sesuai dengan langkah-langkah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang sebelumnya. Pembelajaran matematika dengan metode C3T menjadikan siswa sangat antusias dalam belajar. Perolehan poin menjadikan siswa lebih percaya diri dan menjadikan siswa lain termotivasi dalam belajar.
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan, maka 6 orang siswa memperoleh nilai di atas KKM, dan 1 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM.
Dengan meningkatnya jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM , maka dapat disimpulkan bahwa metode C3T sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Ardika (2016) yang menyatakan bahwa penerapan metode C3T berbantuan media CD interaktif dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas V di SDN 6 Yehembang.
Oleh:
Dewa Ayu Kade Ariska Arsini, S.Pd
Guru SDN 1 Mundeh Bali