spot_img
30.5 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Bernarasi Tingkatkan Kemampuan Berpikir Anak di kelas Rendah

Siswa dikatakan cerdas, pintar bukan lah siswa yang hanya memiliki kemampuan di bidang Matematika, Sains dan bahasa, namun juga perlu di imbangi dengan kemampuan berpikir yang kuat untuk memunculkan ide-ide kreatif yang ada dalam benak pikiran siswa. Manusia cerdas bukanlah manusia yang menguasai semua bidang. Manusia cerdas adalah manusia yang mampu memaksimalkan potensinya untuk kebaikan dirinya dan lingkungannya.

Sebagian besar siswa di Sekolah Dasar membutuhkan pembelajaran deret waktu, terutama di kelas rendah. Pembelajaran deret waktu diharapkan dapat mendidik siswa untuk menyadari bahwa setiap peristiwa memiliki hubungan satu sama lain.

Siswa SD Negeri 3 Kaliwinasuh menunjukan bahwa ketrampilan siswa dalam menemukan masalah masih sangatlah minim. Hal ini disebabkan karena kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran. Selain itu juga dilihat dari beban mengajar guru kelas yang terlalu banyak. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada siswa saat ini lebih ditekankan pada hasil daripada proses. Data awal yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat kurang dari 50% siswa yang menguasai kemampuan menemukan masalah. Hal ini menarik perhatian guru dan merangsang untuk melakukan suatu perubahan.

Baca juga:  Keterbatasan Guru di Bidang IT Berpengaruh dalam Pembelajaran Daring

Guru akan menggunakan model pembelajaran dengan konsep narasi untuk mengatasi penurunan belajar di kelas rendah SD Negeri 3 Kaliwinasuh. Dalam konteks ini siswa kelas 2 SD Negeri 3 Kaliwinasuh diajarkan untuk mengedepankankan konsep narasi dalam menceritakan kehidupan sehari-hari, yaitu semua kegiatan siswa dari pagi bangun tidur sampai malam menjelang tidur. Siswa diajak untuk menulis dan membaca kembali apa yang ditulisnya selama kegiatan belajar di kelas. Hal ini sesuai dengan penjelasan Sibarani (2011) bahwa membaca merupakan keterampilan yang kompleks. Karena ketika membaca, pembaca mencocokkan antara apa dibaca dengan skema yang dimilikinya. Dengan demikian proses menerjemahkan teks yang bermakna menjadi sebuah pemahaman dapat tercapai.

Pada saat proses pembelajaran guru meminta siswa untuk menuliskan semua kegiatan yang dilakukan selama sehari. Siswa menuliskan kegiatannya dari bangun tidur, mandi, membantu orangtua, memakai pakaian dan menuliskan kegiatan pada saat itu. Berikutnya siswa diminta untuk mengurutkan peristiwa menjadi satu kesatuan yang utuh. Dengan demikian siswa diharapkan dapat memberikan solusi terhadap berbagai masalah yang ada.

Kegiatan pembelajaran berbasis waktu mengajarkan siswa untuk memahami proses. Setiap peristiwa merupakan hasil dari rangkaian peristiwa sebelumnya. Jadi siswa mampu membuat urutan kejadian secara logis dan hasil belajar mengalami kenaikan secara signifikan. Dari yang semula hanya 50% siswa yang memahami materi menjadi 90%. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) proses urutan waktu mengajarkan sebab-akibat, (2) proses urutan pembelajaran mengajak siswa untuk dapat berpikir proses dan (3) proses pembelajaran deret waktu mengajarkan siswa untuk dapat berpikir logis.

Baca juga:  Penerapan Model Pembelajaran Everyone is Teacher Here

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengajarkan urutan kejadian dalam kegiatan lainnya. Dengan demikian siswa diharapkan dapat menemukan pemicunya dari sebuah acara. Peristiwa yang sama berasal dari pemicu yang berbeda. Pembelajaran proses dengan logika deret waktu direkomendasikan untuk dikembangkan menjadi proses analisis peluang. Siswa diajarkan untuk dapat melihat masing-masing masalah sebagai peluang. Diharapkan dengan melalui pembelajaran bernarasi siswa di kelas rendah terutama di kelas 2 menjadi aktif dan kreatif dalam menyikapi masalah. (Muzaki, 2018) dalam Build Up Student’s Character in Elementary School with Times Sequence Narrative Writin.

Siti Rochmah, S.Pd.SD

Guru Kelas

Guru SD Negeri 3 Kaliwinasuh, Purwareja Klampok, Banjarnegara

spot_img

TERKINI