Salah satu materi pembelajaran muatan pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 6 adalah mengidentifikasi ide pokok paragraf. Sebenarnya materi ini sudah mereka jumpai di kelas -kelas sebelumnya. Namun siswa masih mengalami kesulitan dalam menentukan ide pokok sebuah paragraf. Hal itu dibuktikan oleh penulis sebagai guru kelas 6 di SD Negeri 1 Rempoah Kecamatan Baturraden, melalui tes hasil belajar ternyata hasilnya hanya sebagaian kecil saja siswa yang mampu menguasai materi dan sebagian besar masih mengalami kesulitan dalam menentukan ide pokok sebuah paragraf. Mengingat pentingnya memahami isi bacaan khususnya ide pokok seperti yang telah dipaparkan menjadi salah satu alasan penulis untuk memilih ataupun mengangkat materi menentukan atau mengidentifikasi ide pokok paragraf.
Masalah menentukan ide pokok dalam paragraf begitu banyak ditemukan. Hal ini didasarkan oleh beberapa faktor diantarnya: a) siswa kurang memahami bacaan yang mereka baca, mereka hanya membaca sekadar untuk mendapatkan informasi apa yang mereka baca, b) siswa membaca dengan waktu yang terbatas dan kejenuhan siswa pada pembelajaran. Mengatasi permasalahan ataupun kendala yang terdapat dalam proses pembelajaran seperti yang telah penulis uraikan guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat, selama ini guru terkadang hanya memberikan latihan saja tanpa melihat tingkat kemampuan siswa, sehingga siswa mengalami kejenuhan dan kebosanan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran One to One merupakan satu model yang dapat mengatasi permasalahan atau kendala-kendala yang dihadapai siswa.
Model Pembelajaran One to One merupakan suatu model pembelajaran yang kegiatannya menuntut semua siswa untuk belajar secara mandiri serta saling bekerjasama dengan teman sekelasnya, dengan kata lain jika seorang siswa belajar bersama temannya siswa lebih leluasa untuk mendiskusikan materi yang sedang diajarkan bersama rekan sebayanya, sebab kadang kala terdapat siswa yang merasa takut atau tidak berani untuk bertanya langsung dengan gurunya, dengan berbagai alasan, sehingga model pembelajaran One to One ini sangatlah efektif digunakan dalam proses pembelajaran. Rusman (2010:136), model pembelajaran One to One dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran yang dipergunakan untuk melatih siswa berfikir secara mandiri serta saling bekerja sama dengan teman sebayanya, melatih pengucapan/ artikulasi yang jelas, juga melatih kecerdasan emosional dengan cara yang menyenangkan. Model pembelajaran One to One merupakan suatu model pembelajaran yang kegiatannya menuntut siswa berpikir secara mandiri, saling bekerja sama, serta dapat melatih kecerdasan emosional. Untuk menerapkan model pembelajaran One to One seorang guru harus mampu memahami langkah-langkah dari model pembelajaran tersebut (Ginnis Paul, 2008:3) 1) Siswa dalam satu kelas dibagi menjadi dua kelompok 2) Setiap kelompok diberikan instrumen 3) Guru menentukan waktu deadline bagi setiap kelompok dalam menguasai topik. Dalam tahap penguasaan topik siswa dapat bekerja sama dengan pasangannya atau mencari bantuan pada teman yang lain, yang satu kelompok atau melakukannya sendiri. 4) Hasil kerja dapat dituliskan pada lembar instrumen yang dibagikan oleh guru dan dapat dituliskan dengan berbagai warna dengan tambahan gambar atau kata-kata kunci tertentu yang dapat memudahkan siswa mengingat.
Dengan model pembelajaran One to One , dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa menentukan ide pokok sebuah paragraf. Siswa yang tuntas belajar sudah mencapai 75 % . Dari 27 siswa hanya 7 anak yang memperoleh nilai dibawah KKM. Terlihat kemampuan menentukan ide pokok dalam paragraf melalui model pembelajaran One to One siswa kelas 6 SD Negeri 1 Rempoah sudah masuk dalam kategori tuntas.
SUPRIYANTO,S.Pd.SD
SD Negeri 1 Rempoah Kec.Baturraden