Keberhasilan pembelajaran merupakan harapan hampir semua siswa. Faktor penentunya adalah siswa dalam kesiapan mengikuti pembelajaran dan guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Keduanya berinteraksi dalam proses yang disebut kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini berlangsung dengan kondisi kesiapan siswa dan efektivitas penggunaan metode pembelajaran guru. Dari proses interaksi pembelajaran ini diperoleh kualitas hasil belajar siswa. Kualitas keberhasilan pembelajaran yang baik adalah pencapaian tuntas penguasaan kompetensi pengetahuan dan keterampilan atas suatu materi pembelajaran dari kompetensi dasar yang dibelajarkan.
           Siswa Kelas IVB Sekolah Dasar (SD) Negeri 02 Tanjungsari Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Provinsi Tengah, siap mengikuti pembelajaran tematik terpadu dengan muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada Kompetensi Dasar (KD) 3.6 menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indra pendengaran dan 4.6 menyajikan laporan hasil percobaan tentang sifat-sifat bunyi. Pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2021 dengan materi pembelajaran sifat-sifat bunyi yang meliputi bunyi memantul dan bunyi merayap.
           Penulis mempertimbangkan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai. Kesesuaian dihubungkan dengan karakteristik materi muatan pelajaran IPA yang terkandung dalam kepaduan tematik bersama muatan pelajaran lain yakni, Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Juga, kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran siswa berdasarkan kesiapan mereka. Maka, metode pembelajaran yang penulis gunakan adalah Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning).
           Cooperative Learning banyak jenisnya, seperti Tim Ahli (Jigsaw),Tim Siswa Kelompok Berprestasi (Student Teams Achievement Division-STAD), Skript Kooperatif (Cooperatif Script) dan lain-lain. Dalam pembelajaran kali tersebut, penulis menggunakan metode pembelajaran cooperative learning jenis cooperative sckript. Metode ini dapat dilaksanakan secara luring maupun daring. Penulis melaksanakannya secara daring. Kegiatan berlangsung lancar di rumah siswa yang berpasangan dua orang siswa. Kegiatan terpantau melalui layar gadget dengan aplikasi digital Google Meet, foto kegiatan yang dikirim via WhatsApp (WA), komunikasi lisan via telepon, pesan suara maupun tertulis via chatting WA.
           Skript Kooperatif (Cooperative Script) adalah metode belajar di mana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan megikhtisarkan bagian-bagian dari dari materi yang dipelajari (Kemendikbud, 2016: 44). Penulis memberikan petunjuk pembelajaran agar siswa berkelompok dua orang untuk berpasangan. Siswa mengumpulkan informasi dengan membaca materi yang telah diberikan penulis. Siswa mengikhtisarkan atau merangkum materi pembelajaran yang diterima dari penulis. Keduanya bergantian peran sebagai pembicara dan pendengar. Keduanya memperoleh pemahaman pengetahuan materi pembelajaran. Pembelajaran tuntas dengan indikator pencapaian kompetensi dasar yang diharapkan dalam pembelajaran.
           Pada akhir pembelajaran diperoleh hasil belajar yang memuaskan baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Siswa memiliki kompetensi pengetahuan bahwa, sifat bunyi dapat merambat melalui perantara benda padat, cair dan gas. Bunyi yang mengenai permukaan suatu benda dapat dipantulkan atau diserap. Siswa juga memiliki kompetensi keterampilan dengan menyajikan kesimpulan hasil percobaan, yakni apabila bunyi mengenai benda keras seperti dinding, bunyi akan dipantulkan, dan apabila bunyi mengenai benda yang berpori seperti gabus, bunyi akan diserap oleh benda tersebut. Pembelajaran dengan metode cooperative learning dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Salah satu jenisnya adalah cooperative script yang langkah-langkahnya dapat diperoleh dari rekomendasi Kemendikbud.
           Cooperative Script merupakan pembelajaran berbasis aktivitas. Pembelajaran ini melibatkan aktivitas siswa dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari suatu materi pembelajaran. Sehingga siswa dapat menguasai pemahaman konsep dan generalisasi. Dalam konsep belajar, sesungguhnya pembelajaran berbasis aktivitas merupakan proses interaksi antara siswa dengan bahan ajar atau media pembelajaran yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi (Kemendikbud, 2016:34).
Oleh:
Ardi Santosa, S.Pd.
Guru SDN 02 Tanjungsari
Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang