spot_img
27.4 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Problematika Guru SD dalam PJJ MaPel IPS

Pandemi COVID’19 telah memberikan dampak perubahan yang sangat signifikan pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya aspek pendidikan. Seluruh lembaga pendidikan dari PAUD, TK, SD, SMP, SLTA maupun Perguruan Tinggi menerapkan pembatasan besar-besaran dengan tidak diperbolehkan kegiatan yang mengundang kerumunan orang banyak. Dengan kebijakan pemerintah yang menerapkan pembatasan yang mengundang kerumunan orang banyak tersebut, tentu sangat berdampak besar bagi sektor pendidikan di Indonesia, di mana kegiatan pembelajaran secara langsung otomatis ditiadakan sehingga seluruh instansi pendidikan menerapkan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh pada saat ini telah menjadi kebiasaan hidup baru atau yang sering disebut sebagai New Normal. Adapun kegiatan pembelajaran jarak jauh disekolah terbagi menjadi 3, antara lain; Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan), Pembelajaran Luring (Luar Jaringan), dan Kombinasi.

Menurut Numan Somantri (2001: 182) Pendidikan IPS adalah suatu penyederhaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Sedangkan pembelajaran jarak jauh sangat membatasi kegiatan yang bersifat sosial karena protokol kesehatan, sehingga hal ini tentu berdampak pada proses pembelajaran, tak terkecuali pembelajaran IPS di SD. Terlebih lagi pembelajaran IPS yang mengajarkan kepada siswa terkait isu-isu sosial dan kewarganegaraan, tentunya cukup sulit bagi guru SD mengajarkannya melalui pembelajaran jarak jauh serta dalam keadaan pembatasan kegiatan sosial. Usia anak SD kecenderungan pembelajarannya adalah ; kongkret, integratif, dan hierarki.

Baca juga:  Tantangan 2D2J, Tingkatkan Pemahaman Soal Cerita Matematika

Pembelajaran jarak jauh bagi guru SD sangat menjadi problem, hal ini disebabkan karena; kurangnya sarana dan prasarana, dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh khususnya pembelajaran daring tentu dibutuhkan sarana berupa Gedget. Pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum memiliki Smartphone dengan spesifikasi yang cukup memadahi. Guru kurang menguasai IT, masih adanya guru yang kurang menguasai IT tentunya menghambat kelancaran proses pembelajaran jarak jauh. Kurangnya interaksi sosial, siswa SD merupakan siswa yang belajarnya disertai dengan bermain dan membutuhkan interaksi sosial guna mengembangkan kemampuannya. Beban tugas siswa terlalu banyak, keterbatasan akses bertemu secara langsung menyebabkan guru lebih banyak memberikan tugas daripada menjelaskan materi. Dengan kondisi perasaan terbebani tersebut tentu sangat memengaruhi motivasi belajar siswa, sehingga sering terjadi justru orang tua siswa yang mengerjakan tugas tersebut. Berkurangnya alokasi waktu jam pelajaran, selama pembelajaran jarak jauh, jam pelajaran siswa SD yang awalnya 35 menit dipangkas menjadi 20 menit. Dengan waktu yang sangat singkat ini tentu guru kesulitan dalam memberikan edukasi kepada siswa, sehingga guru sering memberikan tugas dari pada edukasi berupa penjelasan terkait materi. Kurangnya dampingan dan pengawasan orang tua. Tidak dipungkiri, pembelajaran jarak jauh yang dilakukan siswa SD tentu sangat membutuhkan dampingan dan pengawasan orang tua.

Baca juga:  Tingkatkan Kemampuan Menulis Dengan Teknik 3M

Melalui pemaparan problematika pembelajaran IPS jarak jauh di atas, maka solusi dari penulis guna menunjang tercapainya pembelajaran IPS jarak jauh sebagai berikut: Optimalisasi Media Pembelajaran, Pembelajaran Kontektual, Kerja Sama Guru dan Orang tua, Mengurangi Beban Tugas Siswa yang bersifat Test. Membuat Modul Pembelajaran, guna tercapainya pembelajaran IPS jarak jauh yang efektif, guru juga dapat membuat sendiri modul pembelajaran IPS dengan cara meringkas point-point penting materi pelajaran IPS dari buku. Selain itu, di dalam modul guru harus juga membuat intruksi pembelajaran yang ringkas dan jelas, sehingga murid dapat lebih cepat dalam memahami apa yang harus dilakukan selama pembelajaran. Kunjungan kerumah siswa, hendaknya guru juga melakukan kunjungan rumah guna melakukan pendampingan belajar kepada siswa secara bergiliran. Tentunya kunjungan ini harus dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

 

Oleh : TARYATI, S.Pd.SD

SDN 03 Karangbrai

Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang

spot_img

TERKINI