spot_img
28.8 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Tingkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Demonstrasi

Pendidikan  merupakan  sarana  yang sangat strategis dalam melestarikan system nilai yang berkembang dalam kehidupan. Sistem  nilai  tersebut  meliputi   ranah pengetahuan, kebudayaan  maupun  nilai keagamaan.  Proses  pendidikan  tidakhanya  memberikan  pengetahuan  dan pemahaman kepada peserta  didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian anak.

Tugas  pendidik  dalam  konteks  ini membantu  mengkondisikan  peserta  didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar  agar  mampu  berkembang  dan berguna  bagi  dirinya  dan  masyarakat. Pelaksanaan pembelajaran  harus  mampu membantu  peserta  didik  agar  menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bermoral  tinggi.  Untuk  mewujudkan  capaian tersebut salah satu cara yang bisa  dilakukan  oleh  seorang  guru  adalah  dengan melaksanakan pembelajaran yang inovatif.

Selama ini proses pembelajaran yang  dilaksanakan Pada kelas dua mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi  wudhu di SD N 04 Serang Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. oleh  penulis  dinilai  masih monoton. Hal  ini terlihat pada  pemilihan metode,  alat  peraga  maupun  model pembelajaran serta hasil yang dicapai oleh peserta  didik  masih  rendah.

Materi praktik  wudhu  tidak  mungkin  hanya dengan  ceramah  menyebabkan  siswa

kurang  memahami  materi  tersebut,  maka dipilih  model  yang  bervariasi  seperti metode  demonstrasi,  diharapkan  dengan metode  demonstrasi  peserta  didik  dapat  memahami  sekaligus  mempraktikkannya secara langsung.

Ada dua aspek penilaian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama  Islam, yaitu Pertama aspek  teori  dan  aspek  praktik.  Kedua aspek tersebut  memiliki bobot  nilai yang sama.  Bahkan  menurut  penulis  aspek kemampuan  praktik pada  mata  pelajaran Pendidikan  Agama  Islam  sangat  penting daripada  teori.

Baca juga:  Efektifkan Pembelajaran PABP dengan Quantum Learning.

Menurut Penulis pendapat  ini  berdasarkan alasan  bahwa  kemampuan  praktik  akan diaplikasikan  dalam  kehidupan  sehari-hari, khususnya wudhu. Wudhu  merupakan perbuatan  yang disyaratkan  dengan  tegas  berdasarkan  dalil dari Abu Hurairoh r.a.  bahwa Nabi SAW. Bersabda  :”Allah tidak  menerima  sholat  yang  dikerjakan  salah  seorang  diantaramu  bila  ia berhadats,  sehingga  berwudhu  terlebih dahulu.”  Al-Hadist:  HSR  (Hadist  Sahih Riwayat)  Bukhary-Fathul  Baary,  I:206  ; Muslim, no. 225).

Kondisi peserta didik di SDN 04 Serang Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang  kelas  dua  sekarang ini memiliki kemampuan praktik wudhu yang masih  rendah.  Dahulu  menggunakan metode  klasik  yaitu  metode  ceramah. Selama  proses  pembelajaran  10% siswa dari 32 anak  bermain sendiri, 30% siswa mengantuk,  30%  siswa  kurang memperhatikan  dan  30%  siswa  kurang aktif.

Berdasarkan  fenomena  tersebut, penggunaan  metode  ceramah  perlu dilakukan  variasi  dengan  menggunakan metode  lain  antara  lain  dengan  metode demonstrasi.  Dalam  kompetensi  dasar tentang praktik wudhu ini penulis sengaja menggunakan  dua  kriteria  keberhasilan yaitu berhasil baik dan belum berhasil.

Berdasarkan pada fenomena tersebut, pembelajaran  materi  wudhu  dengan menggunakan  metode  demonstrasi  untuk meningkatkan  prestasi  belajar  perlu  dilakukan pada kelas dua mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi wudhu di SDN 04 Serang Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.

Baca juga:  Pembelajaran Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual dan Permainan

Menurut  Syah  (1995:89)  Belajar adalah  kegiatan  yang  berproses  dan merupakan  unsur  yang  sangat fundamental  dalam  setiap penyelenggaraan  jenis  dan  jenjang pendidikan.  Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses  perubahan  tingkah  laku  sebagai hasil  dari  interaksi  (hubungan)  dengan lingkungan  dalam  memenuhi  kebutuhan hidupnya.

Menurut Djamarah  (1997:102-103)  metode  demonstrasi  adalah  cara penyajian  bahan  pembelajaran  dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa  suatu  proses,  situasi,  atau  benda tertentu  yang  sedang  dipelajari,  baik sebenarnya  ataupun  tiruan,  yang  sering disertai  dengan penjelasan  lisan. Dengan metode  demonstrasi,  proses  penerimaan siswa  terhadap  pelajaran  akan  lebih berkesan  secara  mendalam,  sehingga membentuk  pengertian  dengan  baik  dan sempurna.

Menurut  Djamarah  (1997:104) kekurangan metode  demonstrasi  adalah : (1) Metode  ini memerlukan keterampilan guru  secara  khusus,  karena  tanpa ditunjang hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan  tidak  efektif.  (2)  Fasilitas  seperti peralatan,  tempat,  dan  biaya  yang memadai  tidak  selalu  tersedia  dengan baik.

Dengan demikian pembelajaran melalui metode demonstrasi ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada kelas dua mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi wudhu di SDN 04 Serang Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.

Oleh:

Atmi Nurhastitah, S.Pd.I

SDN 04 Serang

Kecamatan  Petarukan Kabupaten  Pemalang

spot_img

TERKINI