Berbahasa Jawa ragam krama yang tepat saat ini semakin sulit diterapkan oleh para siswa. Faktor utamanya karena kurang mendapat dukungan dari keluarga dan di sekolah kesempatan menggunakan bahasa Jawa ragam krama sangat terbatas. Meskipun sudah mulai diterapkan pembelajaran tatap muka, namun masih terbatas. Faktor lain karena alokasi waktu untuk pelajaran Bahasa Jawa hanya 2 jam pelajaran setiap satu minggu. Padahal penerapan Bahasa Jawa ragam krama yang benar di tengah-tengah masyarakat suku Jawa sangat penting untuk melestarikan budaya Jawa dan penerapan unggah-ungguh sebagai cerminan kepribadian bangsa Indonesia.
Sebagai solusi atas permasalahan di atas maka pembelajara Bahasa Jawa kelas VIII SMP Negeri 14 Purworejo menerapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil untuk sebagian besar materi kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2021/ 2022.
Menurut Djamarah (2002:87), Metode Diskusi Kelompok Kecil adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Setiap kelompok memecahkan sub masalah yang disampaikan guru..
Adapun langkah-langah dalam pelaksanaan Metode Diskusi Kelompok Kecil adalah sebagai berikut:
Pertama guru membuat kelas menjadi lima kelompok kecil masing-masing beranggotakan 3 atau 4 siswa. Pembentukan kelompok dilaksanakan dengan cara yang menarik.
Kedua guru memberikan permasalahan yang berbeda pada masing-masing kelompok. Diharapkan dari permasalan yang berbeda namun masih dalam lingkup materi yang sedang di bahas, akan akan mucul gagasan-gagasan yang lebih berkembang.
Ketiga kelompok mendiskusikan pemecahan masalah. Setiap anggota kelompok aktif berdiskusi dengan menggunakan bahasa Jawa ragam krama yang sesuai. Selama siswa berdiskusi guru selalu memantau dan mengoreksi apabila ada siswa yang menggunakan bahasa yang kurang tepat.
Keempat masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di hadapan guru dan kelompok lain secara bergatian. Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi dengan menggunakan bahasa Jawa ragam krama yang tepat. Guru juga selalu memantau dan mengoreksi apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan tujuan pembejalajaran.
Selama proses pembelajaran guru selalu membuat rangkuman atau catatan-catatan untuk disampaikan diakhir pembelajarn. Disamping itu guru juga memberikan penilaian selama proses pembelajaran, baik penilaian sikap maupun keterampilan. Mengingat waktu saat pembelajaran tatap muka terbatas juga terbatas, maka guru harus pandai mengatur waktu sedemikian rupa sehingga pembelajaran betul-betul efektif.
Di akhir pembelajaran guru menyampaikan refleksi berupa catatan-catatan selama proses pembelajaran dan memberikan penguatan terhadap materi yang telah dibahas bersama. Siswa juga diberi kesempatan untuk mengungkapkan tanggapan tentang proses pembelajaran. Tanggapan-tanggapan dari siswa dijadikan sebagai dasar untuk menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
Dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode Diskusi Kelompok Kecil diyakini bahwa siswa akan aktif mengungkapkan gagasan atau pendapat, meskipun siswa juga harus berpikir bagaimana menggunakan bahasa Jawa ragam krama yang tepat. Keberanian siswa berbicara di hadapan orang lain juga akan meningkat dengan metode Diskusi Kelompok Kecil tersebut. Dengan keberanian dan keaktifan mengungkapkan gagasan atau pendapat menggunakan bahasa Jawa ragam krama, secara langsung atau tidak langsung siswa sudah berlatih menggunakan bahasa Jawa ragam krama. Dengan kebiasaan menggunakan bahasa Jawa ragam krama, maka keterampilan siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Purworejo dalam berbahasa Jawa ragam krama juga meningkat.
Oleh
Kamdi Asrori, S. Pd
Guru SMP Negeri 14 Purworejo









