spot_img
27.4 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Problem Posing Latih Kemampuan Bertanya Peseta Didik

Interaksi antara sesama makhluk sosial melibatkan komunikasi didalamnya.   Sebuah komunikasi selalu diawali dengan pertanyaan. Bertanya merupakan suatu aktivitas yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan biasanya bertujuan untuk memperoleh informasi (Rustaman, 2010). Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang maksud dan tujuannya dapat dipahami oleh lawan bicara. Selain itu, pertanyaan yang dibuat harus disesuaikan dengan lawan bicara untuk menghindari kesalahpahaman.

            Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, bertanya termasuk hal yang lazim terjadi. Bertanya merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran karena dengan bertanya menunjukan terjadi proses berpikir pada diri siswa. Oleh sebab itu, jika seorang siswa bertanya, maka siswa tersebut telah melihat permasalahan atau masalah dari sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Dalam implementasi kurikulum 2013 salah satunya adalah mendorong dan mengembangkan aktivitas peserta didik. Menurut Supinah (2009), peserta didik dikatakan memiliki keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran apabila ditemukan ciri-ciri seperti sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mampu menjawab pertanyaan dan sebagainya.

Tujuan bertanya adalah membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap pokok bahasan, memusatkan perhatian peserta didik terhadap pokok bahasan, mendiagnosis kesulitan khusus yang menghambat peserta didik belajar, mendorong peserta didik mengungkapkan pandangannya, menguji dan mengukur hasil belajar peserta didik, dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengasimilasi informasi.

Baca juga:  “Teamwork: Sebuah Awal untuk Peningkatan Kinerja”

Akan tetapi pada kenyataannya dalam proses pembelajaran masih banyak siswa yang diam pada saat guru bertanya atau memberikan kesempatan untuk bertanya. Oleh karena itu, untuk mendorong siswa agar aktif bertanya maka diperlukan suatu cara agar siswa aktif bertanya.

Menurut Shoimin (2014) pembelajaran dengan model pemberian tugas pengajuan soal (problem posing) pada intinya meminta siswa untuk mengajukan soal atau masalah. Permasalahan yang diajukan dapat berdasarkan pada topik yang luas, masalah yang sudah dikerjakan, atau informasi tertentu yang diberikan guru.  Siswa tidak hanya diminta untuk membuat soal atau mengajukan suatu pertanyaan, tetapi mencari penyelesaiannya.

Model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri, melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. Model pembelajaran problem posing ini mulai dikembangkan di tahun 1997 oleh Lyn D. English, dan awal mulanya diterapkan dalam mata pelajaran matematika. Selanjutnya, model ini dikembangkan pula pada mata pelajaran yang lain (Wulandari, 2007).

Baca juga:  ADIKSIMBA Tingkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia

Pengimplementasian model pembelajaran problem posing dalam kegiatan pembelajaran dapat diawali dengan penyampaian materi pelajaran bisa melalui buku, atau media belajar lain seperti gambar atau video. Setelah itu, siswa diminta merangkai pertanyaan berkaitan dengan materi yang dipelajari. Soal-soal yang telah dibuat siswa akan secara acak dijawab atau diselesaikan oleh siswa lain.

Selain melatih kemampuan betanya, model pembelajaran problem posing juga memiliki beberapa kelebihan mendidik peserta didik berfikir kritis, peserta didik aktif dalam pembelajaran, belajar menganalisis suatu masalah dan melatih peserta didik percaya pada diri sendiri.

Melihat berbagai hal positif yang dapat diperoleh dari bertanya maka keterampilan bertanya perlu dilatih sejak dini. Meningkatnya keterampilan bertanya berarti meningkatkan kecakapan dalam berkonunikasi yang berdampak pada interaksi di lingkungan masyarakat nantinya.

Oleh: Putu Puspita Sari, S.Pd.

SD Negeri 5 Kaliakah Kec. Negara Kab. Jembrana Bali

 

spot_img

TERKINI