Wabah Covid-19 yang berasal dari Wuhan (Cina) melanda negara-negara di dunia tidak terkecuali Indonesia. Covid-19 melumpuhkan segala aspek kehidupan termasuk di dalamnya bidang pendidikan. Ujian nasional yang tadinya akan dilaksanakan menjadi dibatalkan. Termasuk pembelajaran yang tadinya tatap muka dialihkan menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini ditetapkan oleh pemerintah dengan Surat Edaran Nomor No 4 Tahun 2020.
Dalam PJJ pembelajaran dilaksanakan secara daring atau kombinasi daring dan luring. Pembelajaran memanfaatkan media elektronik yang ada. Misalnya smartphone, laptop ataupun komputer. Hal ini dikarenakan guru dan siswa tidak bisa bertatap muka. Pembelajaran juga menggunakan berbagai sumber pembelajaran yang ada. Misalnya melalui youtube, video pembelajaran ataupun memberikan materi kepada siswa dengan memanfaatkan aplikasi yang ada. Setiap
sekolah diperbolehkan untuk memilih pembelajaran secara daring ataupun kombinasi daring dan luring yang disesuaiakan dengan ketersediaan sarpras yang dimiliki. Pembelajaran daring dapat memanfaatkan berbagai aplikasi yang ada pada smartphone, laptop ataupun komputer.
Sebagian besar SD memilih untuk melaksanakan pembelajaran secara daring. Pembelajaran daring menuntut guru untuk menguasai IPTEK. Disisi lain, sebagian besar siswa merasa bosan, jenuh dan tidak aktif dalam PJJ. Mereka enggan untuk mengumpulkan tugas. Sedangkan banyak orang tua yang tidak bisa mengawasi dan membimbing anaknya dalam belajar karena harus bekerja.
Bertolak berbagai masalah tersebut, diperlukan adanya perubahan pembelajaran terutama di daerah minim signal. Daerah minim signal sangat sulit untuk melaksanakan zoom, g-meet, atau teams seperti pada daerah cukup signal. Untuk mengatasi masalah signal maka dapat mengoptimalkan pemanfaatan aplikasi whatsapp group (WAG) dan powerpoint (PPT).
Kedua aplikasi ini tersedia pada smartphone dan mudah digunakan. Penggunaan aplikasi ini tidak membutuhkan quota yang banyak. Mengingat kemampuan ekonomi daerah minim signal yang berbeda dengan daerah cukup signal.
Guru harus menginventarisir nomor wahatsapp (WA) orang tua/wali murid. Hal ini digunakan sebagai dasar pembuatan whatsapp group (WAG). Alasan menggunakan nomor whatsapp (WA) orang tua/wali murid supaya orang tua dapat mengontrol anak dalam pembelajaran.
Setelah whatsapp group (WAG) wali murid terbentuk maka guru dapat memberi pembelajaran mulai dari pembukaan, inti dan penutup. Guru pun dapat memberikan materi ataupun tugas. Guru dapat mengirim pesan suara, video, ataupun file melalui whatsapp group (WAG). Tugas siswa pun dapat dikirim melalului whatsapp group (WAG). Guru juga dapat memberikan umpan balik sebagai apresiasi.
Penggunaan aplikasi whatsapp group (WAG) akan lebih efektif jika diikuti dengan pemberian materi melaui powerpoint (PPT). Powerpoint (PPT) lebih mudah digunakan dan hemat quota dibandingkan menggunakan aplikasi lainnya. Powerpoint (PPT) dapat dibuat semenarik mungkin dengan menggunakan gambar-gambar atau animasi. Diharapkan siswa menjadi tertarik sehingga semangat dalam belajar.
Penggunaan whatsapp group (WAG) dan Powerpoint (PPT) saat PJJ di SD terbukti efektif dan efisien. Siswa lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran. Terbukti dari pengiriman tugas siswa yang lebih disiplin. Selain itu, terjadi kenaikan rata-rata nilai siswa dibandingkan sebelum menggunakan whatsapp group (WAG) dan Powerpoint (PPT).
Oleh :
Bekti Kuat Pamungkas, S.Pd.SD
SD Negeri 4 Pasinggangan
Kecamatan Banyumas
Kabupaten Banyumas