Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat yang diberlakukan sejak tanggal 3 Juli 2021 masih berlanjut hingga saat ini. Pandemi Covid-19 sungguh mempengaruhi seluruh aspek kehidupan tidak terkecuali dunia pendidikan. Keadaan ini membuat proses pembelajaran di sekolah-sekolah masih diberlakukan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau remote learning adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi (Permendikbud No. 109/2013). PJJ dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan media online atau biasa disebut dengan “dalam jaringan” (daring). Menurut Setiadi (2005 : 1) pembelajaran jarak jauh adalah jenis pembelajaran dimana siswa berjarak jauh dari guru, sehingga pembelajaran tidak dilakukan dengan cara tatap muka, tetapi secara online dengan menggunakan jaringan internet.
Guru sebagai sentral pembelajaran, pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar dituntut untuk dapat mengikuti setiap perubahan termasuk pembelajaran daring. Selain menguasai model dan pendekatan yang tepat, guru dituntut untuk terus berinovasi terhadap keterbatasan di masa pandemi dan tetap produktif dalam bidangnya. Selain itu sebagai tantangan bagi guru untuk mengedepankan sikap dan perilaku representatif dalam menciptakan ruang belajar yang menyenangkan. Tidak mustahil, masa pandemi Covid-19 yang berlangsung cukup lama ini sudah menimbulkan kejenuhan bagi siswa.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di SLB Negeri Pembina, dalam hal ini kelas 3 Autis, memakai beberapa moda pembelajaran, seperti WA, Videocall, dan bentuk printout yang diambil ke sekolah. Meski ditambah dengan beberapa variasi lain termasuk home visit, ternyata anak dan orang tua sudah mulai mengalami kejenuhan. Gejala ini terllihat semakin molornya tugas-tugas yang dikirim, dan tidak semangat ketika sudah saatnya untuk pembelajaran misalkan videocall. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan pelaksanaan pembelajaran menjadi tersendat-sendat. Untuk itu perlu upaya PJJ yang berbeda, yang lebih asik, lebih semarak dan diharapkan dapat mengatasi kejenuhan. Oleh karena itu dibuatlah suatu bentuk pembelajaran daring dengan model bersama atau disebut dengan “BeDa Bersama”.
Beelajar Daring secara bersama-sama ( “BeDa Bersama” ) adalah. Belajar melalui zoom secara bersama untuk suatu rombel atau jenjang. Rombel atau jenjang yang dimaksud di sini adalah pengelompokkan pada suatu Rombongan Belajar untuk kelas atau jurusan tertentu. Pengelompokan itu meliputi kelas kecil/rendah (TK, kelas 1-3 SDLB), rombel kelas besar/tinggi (4,5,6) jenjang SMPLB dan SMALB. Tujuan pengelompokkan ini untuk memudahkan pengemasan materi sesuai dengan usia dan kemampuan siswa dan memudahkan siswa dapat berpartisipasi aktif di dalamnya.
Belajar “BeDa Bersama” ini di kelola oleh admin sekolah dan bidang pengajaran. Pelaksanaannya setiap hari sesuai jadwal yang telah ditentukan dan terdiri dari tiga sesi yaitu jam 08.00-09.00 untuk rombel kelas kecil, jam 09.00-10.00 untuk kelas besar. Selanjutnya jam 10.00-11.00 untuk jenjang SMP dan jam 11.00-12.00 untuk jenjang SMA. Lama pembelajaran untuk setiap materi atau bidang studi @ 30 menit. Untuk memudahkan dan memperlancar pelaksanaan, jadwal petugas sebagai moderator, co host dan pemateri serta materi sudah tersusun rapi setiap bulan sehingga semua dapat mempersiapkan dari jauh hari.
Pembelajaran yang disampaikan meliputi tematik, bahasa Jawa, Program Khusus, Pendidikan Agama, Penjas Orkes dan ekstra kurikuler yang diselenggarakan pada siang hari. Dengan teknik “BeDa Bersama” ini siswa dapat bertemu teman-teman, guru dalam suasana yang meriah dengan dibantu oleh pendamping di rumah. Siswa yang tidak dapat mengikuti secara live karena orang tua sibuk, dapat menggunakan link You tube yang dibagikan oleh guru kelas kepada orang tua yang dapat dibuka setiap saat. Sedangkan bagi siswa yang tidak dapat mengikuti karena faktor lain seperti hp tidak support dan sinyal, tetap dapat melaksanakan PJJ dalam moda lain. Yaitu materi dan tugas dengan mengikuti KD dan RPP yang telah dibuat guru sesuai kelas yang diampu dan menggunakan moda yang tepat sesuai karakteristik siswanya.
Hasil pelaksanaan “BeDa Bersama” siswa terlihat lebih aktif, lebih bersemangat dan gembira serta lebih bervariatif sehingga kejenuhan yang selama ini muncul, dapat diatasi. Hasil testimoni para orang tua, rutinitas siswa menjadi lebih tertib dan siswa sangat bersemangat. Kegiatan bangun pagi, mandi, sarapan dan siap belajar. Hal ini sudah hilang selama pandemi, disamping itu anak-anak lebih terlihat bahagia dan bersemangat ketika akan mengikuti Belajar Daring Bersama. Dengan adanya “BeDa Bersama” ini diharapakan menambah variasi belajar anak ABK di masa pandemi, sehingga memberikan dampak yang positif serta manfaatnya dalam dunia pendidikan.
Rusiyam Trisawiji, S.Pd.
Guru SLB Negeri Pembina Yogyakarta