Berita adalah informasi mengenai peristiwa yang sedang terjadi. Di era digitalisasi seperti saat ini diperlukan kehati-hatian dalam menerima maupun menyebarluaskan berita, khususnya berita elektronik. Menurut Micthel V. Charnley yang dikutip oleh Romli (2014) berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa berita memiliki unsur-unsur yang harus dipenuhi sebelum disebarluaskan. Oleh karena itu unsur-unsur berita tersebut harus dipahami dengan baik sehingga tujuan pembuatan berita menjadi tepat sasaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperkenalkan unsur-unsur berita yaitu melalui pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII semester ganjil dan sudah dilaksanakan di SMPN 25 Semarang. KD 3.1 indikator 3.1.2 menganalisis unsur-unsur berita akan melatih siswa selain mampu mengidentifikasi penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar baik dalam membaca maupun menulis berita, siswa juga mampu mengidentifikasi antara berita fakta dan berita hoax ditinjau dari segi unsur-unsur berita. Mengingat pentingnya tujuan pembelajaran tersebut maka guru hendaknya memberikan penyajian pembelajaran selain mudah untuk dipahami tetapi juga mampu mewadahi daya kreatifitas masing-masing siswa, sehingga harapannya pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih bermakna.
Metode pembelajaran yang masih kurang tepat dapat menghambat proses pembelajaran. Oleh karena itu untuk menanggulangi kondisi tersebut maka guru berusaha mengubah metode yang digunakan. Metode pembelajaran yang diterapkan guru diubah menjadi metode resitasi. Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Menurut Syaiful Sagala (2003) metode resitasi atau penugasan adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkan. Dalam pembelajaran indikator menelaah unsur-unsur berita diawali dengan pemberian materi pengantar oleh guru kemudian dilanjutkan dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk memilih salah satu berita yang ada di media sosial dan disalin ke dalam sebuah ketas bufalo untuk kemudian diidentifikasi mana sajakah yang merupakan unsur-unsur berita yaitu 5W+1H (What, Where, When, Who,Why dan How) atau lebih dikenal dengan istilah ADIKSIMBA (Apa, Dimana, Kapan, Siapa, Mengapa dan Bagaimana). Berita tersebut didesain semenarik mungkin untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas. Usahakan masing-masing berita yang akan dijadikan bahan tugas siswa berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sementara guru mendampingi jalannya pembuatan tugas.
Menurut Djamarah dan Zain (2010) tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok. Melalui metode ini siswa diberi kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil pekerjaan orang lain, dapat mempelajari dan mendalami hasil uraian orang lain. Dengan demikian akan memperluas, memperkaya dan memperdalam pegetahuan serta pengalaman siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa siswa lebih terdorong untuk mengerjakan tugas, lebih mandiri, bertanggungjawab, disiplin serta penuh kreatifitas. Adapun berdasarkan presentasi menunjukkan mayoritas hasil telaah unsur-unsur berita yang dilakukan siswa telah tepat, selain itu hasil pproduk berita yang disusun oleh siswa terlihat menarik. Setelah dilihat dari hasil analisis penilaian harian khususnya materi menelaah unsur-unsur berita 90% siswa telah melampaui KKM sehingga dapat disimpulkan metode resitasi dapat mempermudah menganalisis unsur-unsur berita.
Oleh :
Sudarwati, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia
SMP Negeri 25 Semarang