Dalam ajaran agama Islam, pendidikan pertama yang mesti di berikan kepada anak adalah Pendidikan membaca Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber ajaran Islam yang mencakup segala aspek kehidupan manusia (Suhati et al., 2016). Mutiah (2015) menyebutkan, usia dini adalah usia emas (the golden age) yang hanya datang sekali dan tidak dapat di ulang lagi. Hal serupa juga di sebutkan Indrijati (2017) bahwa masa usia dini adalah masa emas dalam rentang perkembangan seorang individu, sehingga masa ini disebut dengan the golden age. Artinya, masa usia dini penting sekali memberikan pemahaman ilmu-ilmu agama Islam yang semua itu akan menjadi titik penentu bagi kehidupan anak selanjutnya.
Kurangnya penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam mengenalkan huruf hijaiyah menjadi salah satu faktor pemicu kesulitan peserta didik dalam mengenal huruf-huruf hijaiyah yang memiliki kemimiripan dalam bentuknya namun berbeda pada lafaznya, yang mana hal tersebut akan berdampak bagi peserta didik dalam membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai ilmu tajwid. Media kartu bergambar untuk pengenalan huruf hijaiyah, dapat dijadikan sebagai media pilihan dalam mengenalkan huruf-huruf hijaiyah pada peserta didik.
Menurut pengalaman penulis dalam mengajar di SDN Sendangmulyo 01 ditemukan bahwa masih banyak peserta didik yang kurang dengan pemahaman huruf hijaiyah dikarenakan peserta didik sekarang sangat berkurang minatnya dan kurang tertarik dalam pembelajaran agama terutama mengenai huruf hijaiyah. Mutia Nanda Herlina, menawarkan kartu huruf dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah, dengan alasan media kartu huruf hijaiyah di pandang cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah sebabnya anak-anak merasa suasana belajar seolah-olah seperti kegiatan bermain. Mutia Nanda Herlina, juga mengungkapkan cara yang sama dengan Alucyana et al. (2020), Asnidar (2016), dan Suhati et al. (2016) dalam proses belajar yaitu dengan memberikan anak-anak kartu huruf hijaiyah dan meminta anak-anak menyebutkan huruf-huruf tersebut.
Pada aspek membedakan huruf hijaiyah, Asnidar (2016), dan Suhati et al. (2016) memberi warna yang berbeda pada huruf hijaiyah yang hampir sama dalam bentuknya, namun berbeda pada bunyinya. Kemudian anak-anak diminta melafalkan dari masing-masing huruf tersebut. Sedangkan Alucyana et al. (2020), dan Herlina et al. (2018) meletakkan kartu huruf hijaiyah di papan tulis yang hampir sama dalam bentuknya namun berbeda pada bunyinya, lalu peserta didik di minta untuk membedakan masing-masing huruf tersebut.
Langkah pembelajaran dalam permainan kartu huruf pertama ambilah satu persatu kartu huruf secara bergantian. Kedua amatilah huruf hijaiyah pada kartu huruf yang dipegang, kemudian sebutkanlah symbol huruf hijaiyah yang tertera pada kartu huruf bergambar. Ketiga, baliklah kartu huruf hijaiyah, amatilah gambar dan tulisan yang ada tertera pada kartu.
Penerapan media kartu huruf dalam kegiatan proses belajar mengajar sangatlah penting, bahwa pemakaian media kartu huruf bergambar pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap anak. Sarudi (2018) mengemukakan bahwa beberapa fungsi dan kegunaan media kartu gambar pembelajaran, yakni: a) memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar; b) motivasi anak; c) menyajikan informasi; d) merangsang diskusi; e) mengarahkan kegiatan anak; f) melaksanakan latihan dan ulangan g) menguatkan belajar dan h) dan memberikan pengalaman simulasi
Oleh :
Shohib.B. S.Pd.I., M.S.I
Guru PAI SDN Sendangmulyo 01
Tembalang Kota Semarang