28.2 C
Semarang
Selasa, 8 Juli 2025

“Prakju” Tingkatkan Pemahaman Berwirausaha Pada Siswa Kelas 6

Pendidikan merupakan hal terpenting, karena dengan pendidikan masyarakat menjadi berilmu dan mampu meningkatkan taraf hidupnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif dalam segala aspek kehidupan. Dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi tersebut, diperlukan sumber daya manusia yang handal dan mempunyai kemampuan secara global. Teori holistik dalam pembelajaran bermakna (meaning instruction) dari Ausubel, memberi warna pentingnya pembelajaran yang bermakna, karena kebermaknaan akan menyebabkan murid menjadi terkesan, sehingga pelajaran tersebut akan mempunyai masa ingatan (resention spam) yang lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran yang bersifat hafalan.

Dalam hal ini penulis memfokuskan pada kurangnya murid kelas 6 SDN 8 Tulakan untuk memahami konsep dan keterampilan berwirausaha yang baik. Keterampilan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh peranannya terhadap fakta, konsep, dan prinsip yang dipelajari. Penulis yakin bahwa dengan metode pembelajaran yang menarik, murid akan tertarik dan aktif mengikuti pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran mampu tercapai dengan baik.

Untuk mengatasi kesulitan murid dalam memahami konsep berwirausaha yang baik, penulis memilih menerapkan metode PRAKJU (Praktik Jualan). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Piaget bahwasannya anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkrit, yang mana pada tahap ini mereka akan lebih mudah memahami suatu konsep melalui penggunaan benda-benda konkrit yang dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Dengan menerapkan metode PRAKJU (Praktik Jualan) dalam pembelajaran Kelas 6 Semester 1 Tema 5 tentang Wirausaha, menggunakan model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery Learning dan Proyek Best Learning). Dimana murid akan menemukan konsep berwirausaha yang baik dalam kegiatan PRAKJU yang akan dilakukan.

Baca juga:  Belajar TIK Makin Asyik dengan SAC

Tahapan persiapan PRAKJU (Praktik Jualan), meliputi: berdiskusi tentang rencana Praktik Jualan antara murid dengan guru kelas VI; guru kelas VI menyampaikan program kepada Kepala Sekolah; murid dan guru membuat leaflet atau poster sebagai media promosi kegiatan yang akan dilaksanakan; murid mengisi lembar kontrol tentang kondisi barang dagangannya, seperti tentang nama menu, jumlah barang, harga jual dan modal awal. Kemudian lembar itu akan dijadikan guru untuk membuat analisa keberhasilan kegiatan.

            Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan yaitu: guru mengontrol barang dagangan murid dan mengingatkan bahwa murid harus mendapatkan keuntungan dari kegiatan ini serta menjelaskan posisi murid sebagai penjual atau distributor; setelah stand tertata, maka murid mulai menawarkan barang dagangannya kepada para pembeli/konsumen. Dalam tahap ini banyak nilai yang dapat diambil murid diantaranya berani berkomunikasi, aktif, terampil, penerapan 5S, berlatih penerapan ilmu matematika ketika penjual/murid menerima uang dan memberikan uang kembalian kepada pembeli, tidak mudah putus asa, percaya diri, pantang menyerah, jujur, kreatif dan inovatif.

Baca juga:  Efektifitas Model Make A Match dalam Pembelajaran IPA Kelas VI

Tahap terakhir yaitu penguatan, dalam hal ini penulis melaksanakan: merangsang pemahaman murid tentang PRAKJU, dengan menanyakan apakah yang kalian temukan dalam permainan ini?; Murid menemukan adanya konsep berwirausaha yang baik adalah dengan tetap adanya planning atau rencana yang matang, dibutuhkan kejujuran, keuletan, kreatif dan inovatif, berani, tidak mudah putus asa dan tidak takut gagal; Murid menghitung pendapatan dan menentukan kuntungan maupun kerugiannya.

Setelah melaksanakan PRAKJU (Praktik Jualan) dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan Proyek Best Learning penulis dapat menyimpulkan bahwa, PRAKJU mampu: meningkatkan pemahaman konsep murid tentang berwirausaha; meningkatkan motivasi belajar murid; menjadikan suasana pembelajaran lebih menyenangkan, karena menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan murid secara komplek dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata. Selain itu kegiatan ini mampu merangsang kemampuan gerak motorik anak, sehingga anak-anak mampu tumbuh dan berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya.

 

Oleh:

Lena Rhosita Zaenal, S.Pd.SD.

Guru Kelas SDN 8 Tulakan, Donorojo, Jepara


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya