spot_img
27.5 C
Semarang
Minggu, 29 Juni 2025
spot_img

Pembelajaran Seni yang Menyenangkan dengan Hypnoteaching

Kegiatan belajar-mengajar merupakan salah satu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Mulai dari awal manusia lahir ke dunia hingga tutup usia. Pelajaran seni budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang menyenangkan dan banyak digemari peserta didik, karena pelajaran tersebut terkesan lebih santai, sekaligus dapat meningkatkan daya kreativitas, menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri dengan berimajinasi sehingga memperindah kehidupan.

Namun kenyataannya pembelajaran seni menjadi membosankan ketika tidak dikemas dengan proses dan metode pembelajaran yang bagus. Guru harus mencari cara agar dapat membuat para peserta didik betah belajar dan tercapai tujuan belajarnya.

Mengajar dengan cara kreatif sangat dibutuhkan untuk merancang pembelajaran yang bermakna sekaligus menyenangkan agar peserta didik tidak mengalami kesulitan menangkap semua materi dan juga pesan-pesan yang disampaikan.

Hypnoteaching merupakan salah satu metode pembelajaran kreatif yang dapat diterapkan guru di kelas untuk membuat peserta didik semakin betah belajar.

  1. Bakir dan Sigit Suryanto dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia yang ditulis dalam buku Hypnoteaching for Succes Learning mengartikan Hypnosis adalah fenomena mirip tidur, namun bukan tidur. Hypnoteaching dapat diartikan sebagai proses pengajaran yang dapat memberikan sugesti kepada para peserta didik. Adapun makna tidur bukan berarti kondisi tidur secara normal di malam hari, namun menidurkan sejenak aktivitas pikiran sadar dan mengaktifkan pikiran bawah sadar. Cara kerja hipnosis adalah menurunkan gelombang otak dari beta menjadi alpha atau theta sehingga seseorang merasa rileks dan kemudian mudah menerima berbagai saran atau sugesti.
Baca juga:  Media Manipulatif Tingkatkan Hasil Belajar Jaring-Jaring Kubus dan Balok

Metode hypnoteaching dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk pembelajaran seni. Sebelum pelaksanaan pembelajaran seni, baik seni rupa, seni tari maupun seni musik, guru harus dalam kondisi yang stabil baik secara psikologis maupun materi, dan mempunyai kesiapan penuh untuk mengajar peserta didiknya.

Guru wajib mengkondisikan peserta didik untuk siap belajar terlebih dahulu. Sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dalam kondisi yang segar dan siap untuk menerima materi pelajaran.

Guru jangan langsung memberi salam atau memberikan pelajaran saat peserta didik belum siap dan kelas belum kondusif. Guru cukup duduk diam di kursi, tidak perlu menegur, menasehati, apalagi marah-marah. Cukup tatap satu persatu peserta didik yang masih gaduh dengan kekuatan psikologis yang ada dalam diri seorang guru, selanjutnya perhatikan reaksi mereka. Dan hasilnya peserta didik yang gaduh jadi berhenti, kelas lebih kondusif dan terkendali. Peserta didik yang sudah duduk tenang dan siap menerima pelajaran akan menegur temannya yang masih ramai, bercerita, mengantuk atau tiduran. Setelah kelas terkendali, masukkan sugesti dan buatlah kesepakatan dengan peserta didik.

Baca juga:  Belajar Bahasa Inggris Melalui Siaran Radio

Pada dasarnya, pembelajaran dengan metode hypnoteaching adalah usaha seorang guru dapat menghipnosis peserta didik agar merasa senang dan selalu bersemangat dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan. Hal tersebut biasanya dilakukan melalui cara-cara dan trik tertentu dan mudah dipraktikkan, misalnya, dengan permainan, humor yang segar, cerita dan lain sebagainya.

Saat menerapkan metode hypnoteaching, terdapat beberapa unsur yang perlu diketahui oleh guru, yaitu: penampilan guru, rasa simpati guru terhadap peserta didik, sikap empati guru terhadap peserta didik, penggunaan bahasa, motivasi siswa dengan cerita atau kisah, menguasai hati peserta didik terlebih dahulu, sebelum menguasai alam pikirannya.

 

Nurima Kurniawati, S.Pd

Guru Seni Budaya SMP Negeri 18 Purworejo

spot_img

TERKINI