Pendidikan merupakan salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan, karena kemajuan bangsa erat kaitannya dengan masalah pendidikan. Oleh karena itu tidak mengherankan jika bangsa Indonesia begitu perhatian terhadap masalah pendidikan. Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisienĀ dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan. Guru selaku pendidik yang mempengaruhi hasil belajar dituntut untuk kompeten dalam melakukan pendekatan, agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang nyaman serta menyenangkan dan sesuai dengan kondisi siswa.
Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Berdasarkan hasil penilaian harian yang dilaksanakan di kelas VI SD Negeri 1 Jlegong yang berjumlah 22 siswa, diperoleh hasil belajar materi ASEAN masih dibawah standar ketuntasan minimal, yaitu dibawah 65. Hal ini disebabkan karena banyak siswa yang beranggapan bahwa muatan pelajaran IPS adalah muatan pelajaran yang sangat membosankan dan lebih mudah membuat siswa cepat mengantuk, dan terlebih lagi ditambah suasana belajar yang monoton, sehingga keinginan dalam belajar IPS materi ASEAN ini kurang diminati oleh siswa. Pada saat kegiatan belajar mengajar siswa tampak kurang aktif mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Di kelas guru menjadi single aktor dalam proses pembelajaran, sementara siswa menjadi pendengar dan penonton setia
Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh guru. Disini guru melakukan inovasi pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS materi ASEAN adalah metode Student Active Learning (SAL). Student Active Learning (SAL) adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Gagne dan Briggs (dalam Suyatno, 2011:10). Pembelajaran aktif (Active Learning) adalah pembelajaran yang melibatkan siswa untuk melakukan sesuatu dan berfikir mengenai apa yang dikerjakannya. Dengan demikian esensi pembelajaran aktif sesungguhnya adalah belajar bagaimana belajar (Learn How to Learn).
Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Penerapan metode Student Active Learning (SAL) yaitu pertama-tama guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Guru juga menjelaskan tentang tugas siswa pada kelompok masing-masing. Selama diskusi berlangsung guru berkeliling untuk mengawasi siswa. Kemudian perwakilan setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya. Kelompok lain akan dimintai pendapat terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa untuk melakukan perbaikan. Bagi kelompok yang sudah benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru, sedangkan kelompok yang belum maksimal dimotivasi dan diberi penguatan. Kegiatan akhir adalah melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran.
Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Dengan menerapkan metode Student Active Learning (SAL) pada muatan pelajaran IPS materi ASEAN menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa,kelas VI SD Negeri 1 Jlegong, sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat. Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran Ā sudah ada peningkatan. Siswa tampak lebih memperhatikan penjelasan dari guru, aktif dalam diskusi kelompok, bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang terbaik, lebih percaya diri saat mempresentasikan hasil diskusi, mampu menyimpulkan materi, dan berani menjawab pertanyaan dari guru maupun dari kelompok lain. Dalam penerapan metode Student Active Learning (SAL) guru sudah tidak lagi berlaku sebagai single aktor, tetapi sudah berperan sebagai fasilitator.
Oleh :
Rita Nurhayati, S.Pd
SD Negeri 1 Jlegong, Bejen, Temanggung