Inovasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Di bidang pendidikan, inovasi biasanya muncul karena adanya keresahan dan keinginan dari pihak-pihak tertentu tentang penyelenggaraan pendidikan. Misalnya, keresahan guru tentang proses belajar mengajar yang dianggap kurang berhasil, keresahan masyarakat terhadap kinerja dan hasil, bahkan sistem pendidikan. Berawal dari keresahan-keresahan tersebut, munculah ide-ide baru sebagai suatu bentuk inovasi dalam pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa inovasi muncul karena adanya masalah yang harus ditangani dan dipecahkan.
Inovasi pembelajaran merupakan sebuah upaya pembaharuan terhadap berbagai komponen yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berlangsung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 330) dijelaskan bahwa inovasi sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat.
Project Based Learning sebagai salah satu model pembelajaran inovatif yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokusnya melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya. Selain itu juga memberi peluang siswa bekerja secara otonom untuk mengkonstruksi belajar mereka sendiri dan akhirnya menghasilkan produk bernilai dan realistik.
Prosedur pembelajaran Project Based Leraning menurut Daryanto (2014: 27-28) yatu penentuan pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitor siswa dan kemajuan proyek, menguji hasil, dan mengevaluasi pengalaman.
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik relevan untuk para siswa
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan untuk membantu penyelesaian proyek.
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Antara lain membuat timeline dan deadline penyelesaian proyek, membawa siswa agar merencanakan cara baru, membimbing siswa ketika terdapat cara yang tidak sesuai, dan meminta siswa membuat penjelasan tentang pemilihan suatu cara.
Guru bertanggung jawab untuk memonitor aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa pada setiap proses. Agar proses monitoring mudah, maka dibuat rubrik untuk merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Siswa diminta mengungkapkan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran sehingga ditemukan hal baru untuk menjawab permasalahan.
Penerapan metode Project Based Learning di kelas VI SD Negeri 3 Ngraji Kecamatan Purwodadi pada pembelajaran kedua tema 7 subtema 2. Materi pembelajarannya yaitu membuat poster atau buklet sederhana tentang cara menjaga kesehatan reproduksi pada masa pubertas. Teknik berlajar dengan proyek kelompok yang terstruktur ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh: Fr. Evyana Setyaningsih, S.Pd.SD.
Guru SD Negeri 3 Ngraji, Kec. Purwodadi, Kab. Grobogan









