24.1 C
Semarang
Jumat, 15 Agustus 2025

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization pada Pembelajaran PKn

Pendidikan merupakan sarana yang penting untuk meningkatkan sarana kualitas sumber daya manusia (SDM).Berdasarkan Permendiknas No.22 Tahun 2006, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diartikan sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter. Model koopeartif tipe Team Assisted Individualization menurut penulis menunjang pembelajaran PKn.Model pembelajaran Team Assisted Individualization pertama kali diprakarsai oleh Robert E. Slavin yang merupakan perpaduan antara pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individu.DDengan pembelajaran kelompok, diharapkan para siswa dapat meningkatkan berpikit kritis, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi (Suyitno, 2007: 10).

Dalam model pembelajaran Team Assisted Individualization setiap kelompok diberikan serangkaian tugas untuk dikerjakan secara bersama-sama. Tugas-tugas diberikan guru secara berurutan misalnya dimulai dengan pemberian soal pada materi PKn dengan jumlah 10 soal, berarti 5 siswa anggota kelompok bisa bekerjasama membagi mengerjakan 2 soal untuk setiap anggota kelompok. Kemudian semua anggota harus mengecek jawaban teman-teman satu kelompoknya dan saling memberikan bantuan jika dibutuhkan. Selama pengecekan jawaban oleh anggota kelompok, guru memberikan penjelasan tentang soal yang siswa anggap sulit untuk dikerjakan. Setiap kelompok harus bisa memastikan semua anggota kelompoknya bisa memahami materi yang telah didiskusikan. Selanjutnya diberikan tes secara individu tanpa bantuan dari anggota satu kelompok.

Baca juga:  Solusi PJJ selama pandemi Covid – 19 dengan WhatsApp

Langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization pada mata pelajaran PKn yang penulis lakukan yaitu sebagai berikut:

Pertama, memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru. Kedua, guru memberikan kuis (pretest) secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal. Ketiga, guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa secara heterogen (kemampuan, jenis kelamin, ras, budaya, suku yang berbeda-beda).

Keempat, hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok dengan setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok. Kelima, memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. Keenam, memberikan kuis (posttest) kepada siswa secara individual. Ketujuh, memberikan penghargaan (reward) pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar (pretest) ke skor kuis akhir (posttest).

Baca juga:  Media Word Wall Tingkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris

Dari pengamatan penulis pada saat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization, model ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya: memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, serta bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosial dan bekerjasama dengan teman sebayanya. Selain kelebihan, penulis juga mengamati terdapat kekurangan pada model pembelajaran ini, diantaranya yaitu: siswa yang memiliki kemampuan rendah secara tidak langsung akan bergantung pada siswa yang memiliki kemampuan tinggi, terdapat anggota kelompok yang pasif dan tidak mau berusaha serta hanya mengandalkan teman sekelompoknya. Solusi yang penulis berikan untuk mengatasi kekurangan tersebut adalah dengan meningkatkan komunikasi yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lainnya, sehingga kegiatan pembelajaran di kelas bisa berjalan dengan kondusif.

 

Rini Purwati, S.Pd.

Guru SD Negeri 02 Gombong, Kec Belik,Kabupaten Pemalang


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya