spot_img
28 C
Semarang
Jumat, 27 Juni 2025
spot_img

Strategi Penguatan Pendidikan Karakter Dalam Pelayanan BK

Pendidikan karakter pada dasarnya memiliki peran penting dalam pembentukan moral peserta didik. Meminjam pendapat dari Lickona dalam bukunya berjudul Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility menyatakan karakter berkaitan dengan moral knowing (konsep moral), moral feelling (sikap), dan moral behavior (perilaku moral). Berdasar hal tersebut karakter yang apik didukung oleh pengetahuan tentang kebajikan, dan perbuatan melakukan kebaikan.  Penguatan pendidikan karakter di masa sekarang perlu untuk diimplementasikan dengan tujuan untuk mengatasi masalah krisis moral yang terjadi. Beberapa krisis moral yang terjadi pada peserta didik antara lain membolos sekolah, kebiasaan menyontek saat ulangan, berkelahi dengan teman sejawat, tidak mematuhi tata tertib sekolah, dan lain- lain.

Tujuan utama penguatan pendidikan karakter adalah untuk membangun budaya berkepribadian yang epic sesuai dengan kodratnya yakni memiliki akhlak yang mulia. Membentuk karakter peserta didik bukanlah hal yang mudah. Hal ini memerlukan upaya dan usaha secara konitu dan refleksi secara mendalam. Tugas pendidik membentuk karakter peserta didik bukanlah hal yang mudah dan cepat. Namun usaha dan proses pembentukan karakter perlu diimbangi dengan kebiasaan atau habit. Tentunya konsep nilai karakter tersebut diimplementasikan dalam setiap kegiatan belajar.

Baca juga:  Meningkatkan Kemampuan Mitigasi Bencana dengan Video Simulasi

Dalam kurikulum merdeka, penerapan penguatan pendidikan karakter dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis projek atau biasa disebut P5. Peserta didik didorong untuk aktif dan memiliki karakter yang baik. Output dari kegiatan tersebut ialah membentuk SDM yang unggul dan berkarakter.  Dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah telah mengembangkan tiga subsistem untuk mencapai pembentukan dan penguatan karakter peserta didik antara lain subsistem administrasi (administration), pengajaran (instuction), dan pemberian bantuan atau pembinaan kepada peserta didik (student personal service). Bidang bimbingan konseling masuk dalam bidang pemberian bantuan atau pembinaan. Di lembaga formal, pendidikan karakter diintegrasikan melalui mata pelajaran atau bidang studi. Pendidikan karakter pada mata pelajaran khususnya bimbingan konseling merupakan upaya realisasi dalam dunia pendidikan dalam menguatkan, meningkatkan, dan menciptakan akhlak yang mulia pada peserta didik.

Berbicara mengenai Bimbingan dan Konseling tentu tidak lepas dari pendidikan karena bimbingan dan Konseling ada dalam pendidikan. Pengembangan subsistem dalam mencapai pembentukan karakter tidak hanya berfokus pada bidang administrasi saja. Akan tetapi, juga pada personal servise, jika fokus pada bidang administrasi atau pengajaran hanya akan menghasilkan individu yang pintar serta terampil dalam bidang akademik akan tetapi kurang memiliki kematangan atau kemampuan dalam aspek psikososiopriritual (Natawidjaja, 1998, Yusuf dan Nurihsan, 2005), Jadi, Bimbingan dan Konseling diperlukan guna mencapai tujuan pendidikan nasional.

Baca juga:  Big Clock Sebagai Media Belajar Waktu

Menurut pendapat Kholis (2015) layanan Bimbingan dan Konseling yang diselenggarakan terdapat empat jenis antara lain bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar, dan bidang bimbingan karier. Berdasar pendapat tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa implementasi dari pendidikan karakter dapat dilaksanakan  melalui layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan dan Konseling menekankan perubahan sikap dan perilaku peserta didik dalam menghadapi masalah. Sementara layanan Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu program layanan yang turut andil dalam pelaksanaan program di sekolah. Sehingga diharapkan implementasi penguatan pendidikan karakter melalui pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat dilaksanakan dan diterapkan dengan efektif dan efisian agar dapat mencapai tujuan yang lebih optimal bagi perkembangan nilai-nilai karakter yang ada pada peserta didik.

 

Oleh

Hartono, S.Pd.

Guru BK SMP Negeri 1 Purwodadi

Kabupaten Grobogan

spot_img

TERKINI