Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di sekolah makin ditekankan bahkan dalam kurikulum sekarang ini memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, diantaranya memiliki peran sebagai media presentasi pembelajaran dan sebagai media pembelajaran mandiri atau E-Learning. Fenomena lain yang menjadi bahan perenungan guru matematika yaitu jika kita membaca refleksi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika maka siswa yang menuliskan sulit, pusing, dan bosan terhadap matematikalah yang lebih banyak, menunjukkan pelajaran matematika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai siswa. Hal ini juga terjadi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kedungjati sehingga pembelajaran matematika menjadi tidak efektif. Berdasarkan hal tersebut penulis memilih model project based learning berbantu video dalam pembelajaran materi statistika dengan anggapan pembelajaran akan lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa.
Menurut Grant, (2002) Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik , siswa secara konstrutif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan. Tampak bahwa project based learning menitikberatkan pada aktifitas siswa secara kolaboratif untuk dapat memahami suatu konsep dengan melakukan investigasi mendalam tentang suatu masalah dengan tujuan untuk memecahkan masalah tersebut.
Dalam proses pembelajaran penulis meminta siswa merekam video semua kegiatan yang dilakukan kelompoknya dalam menyelesaikan proyek menggunakan gadget, sedangkan langkah-langkah pembelajaran yang penulis terapkan adalah : 1) penentuan pertanyaan mendasar, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan pada siswa dalam melakukan aktivitas dengan topik mengenai cara menyajikan data tentang jenis mata pelajaran diantara empat jenis mata pelajaran yang paling disukai siswa kelas IX dan penafsirannya, 2) mendesain perencanaan proyek, guru memberikan gambaran awal terkait dengan arah pemecahan masalah sebagai desain dan siswa melanjutkan secara detail perencanaan proyek bersama kelompoknya, 3) menyusun jadwal, guru dan siswa secara kolaboratif membuat alokasi dan batas waktu akhir untuk menyelesaikan proyek, merencanakan cara penyelesaian proyek dan penjelasannya, 4) memonitor siswa dalam kemajuan proyek, dengan cara memfasilitasi siswa dalam setiap proses menggunakan sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas penting, 5) menguji hasil, digunakan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar penyelesaian proyek yang akan memberikan pengalaman belajar bagi siswa dan 6) mengevaluasi pengalaman, pada akhir pembelajaran guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
Dari hasil rubrik penilaian pembelajaran berbasis proyek di kelas VIID, E, dan F serta presentasi video kegiatan kelompok terlihat selama proses pembelajaran tidak ada siswa yang tidak aktif semua siswa ambil bagian dalam penyelesaian proyek, sedangkan dari produk yang dihasilkan disimpulkan hampir semua kelompok dapat menyajikan data mengenai mata pelajaran yang paling disukai siswa kelas IX dan menafsirkannya dengan benar dan hanya dua kelompok dari delapan kelompok yang masih terdapat kesalahan kecil dalam menafsirkan. Selain itu dari analisis penulis model project based learning tidak dapat diterapkan pada semua materi dan menuntut waktu yang cukup panjang tidak hanya sekali pertemuan saja, oleh sebab itu guru harus memiliki perencanaan terkait kapan akan dimulainya dan hingga kapan proyek akan berakhir.
Oleh :
Anik Kartika, S.Pd.
Guru Matematika SMP Negeri 1 Kedungjati
