27.5 C
Semarang
Selasa, 12 Agustus 2025

‘Model Pembelajaran Role Playing Meningkatkan Hasil Belajar Materi Aritmetika Sosial Siswa Kelas VII’

Aritmetika Sosial adalah salah satu materi mata pelajaran matematika kelas VII Semester Genap. Usia anak SMP khususnya kelas VII adalah usia anak yang masih suka bermain, sehingga mempengaruhi karakteristik peserta didik dalam proses belajar mereka. Proses pembelajaran yang kurang bervariasi atau kurang tepat pemilihan modelnya akan membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan untuk belajar dan menyebabkan hasil belajar yang tidak optimal. Salah satu model pembelajaran alternatif yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran materi Aritmetika Sosial kelas VII adalah model pembelajaran role playing.

Model pembelajaran role playing atau bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran sosial, yaitu suatu model pembelajaran dengan menugaskan siswa untuk memerankan suatu tokoh yang ada dalam materi atau peristiwa yang diungkapkan dalam bentuk cerita sederhana.

Menurut Komalasari (2014, hal 80), Role playing adalah suatu model penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati. Menurut Hamdani, (2011: 87), Menjelaskan pembelajaran role playing yakni suatu metode menguasai suatu materi-materi pelajaran dengan mengembangkan imajinasi dan penghayatan peserta didik.

Baca juga:  Sinkronus dan Asinkronus Solusi MPLS Siswa Baru Tahun 2021

Menurut Sudjana (1991), inti dalam proses pembelajaran adalah kegiatan belajar peserta didik. Dalam hal ini, guru sebagai pengajar dan pembimbing harus mampu menerapkan pendekatan yang baik, sehingga dapat meningkatkan kadar kegiatan belajar siswa sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan matematika. Selain faktor dari siswa dan guru, ada beberapa faktor yang juga perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah metode dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak sesuai dengan materi pembelajaran, sehingga materi yang diterima oleh siswa sulit dipahami dan dimengerti.

Soekarwati (1995) mengatakan bahwa diduga penyebab kegagalan siswa adalah model atau metode pembelajaran yang diberikan oleh guru kurang sesuai dengan tingkat berpikir siswa. Oleh karena itu guru harus melatih siswa dengan menggunakan berbagai metode dan model yang bervariasi sehingga pada saat proses pembelajaran para siswa merasa nyaman dan mudah.

Model pembelajaran role playing menuntut adanya kecerdasan, ketegasan, ketangkasan, serta adanya kerja sama dari siswa. Salah satu tujuan diterapkannya model pembelajaran role playing adalah agar siswa lebih mudah dalam memahami suatu materi pelajaran, merasa senang dalam proses pembelajaran, serta mudah mengingat materi yang telah disampaikan guru. Model pembelajaran  role playing adalah salah satu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik. Pengembangan imajinasi dan penghayatan itu dilakukan peserta didik dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.

Baca juga:  ABK DALAM PERSPEKTIF MEDIS, PENDIDIKAN DAN TINJAUAN AGAMA

Model Pembelajaran ini banyak  melibatkan siswa dan membuat siswa senang belajar. Dengan menerapkan model bermain peran, akan terjadi suasana yang menggembirakan bagi peserta didik selama belajar. Model pembelajaran role playing dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari. Dengan melakukan peran suatu kasus pada materi pelajaran yang sedang dibahas, diharapkan peserta didik dapat menghayati kejadian itu, sehingga pemahaman dan sikap mereka terhadap mata pelajaran matematika khususnya materi aritmetika sosial semakin meningkat dampaknya hasil belajar peserta didikpun akan meningkat.

 

Oleh

Erna Tri Suryani, S.Pd

Guru SMP Negeri 1 Ngrampal

Sragen


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya