Setiap siswa memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda-beda, ada siswa yang cerdas, aktif, terampil dan pendiam di dalam kelas. Gaya belajar itulah yang membentuk keterkaitan siswa,khususnya di SDN 3 Sukorejo kelas 1 pelajaran matematika yang saat ini baru menggunakan kurikulum baru yaitu Kurmer. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mencapai potensi siswa di kelas, penting bagi guru untuk menggunakan variasi metode pembelajaran untuk mengakomodasi siswa yang beraneka ragam. Lalu metode apa yang dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas? Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas yaitu metode yang bersifat kooperatif dan kolaboratif . Menurut( Sudrajat (2008,hal.1) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiriri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Metode ini berfokus pada kerja sama antar siswa sehingga dengan pembelajaran secara berkelompok. Model pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial, pemecahan masalah dan rasa tanggung jawab. Metode inilah yang dikenal dengan metode Jigsaw.
Metode Jigsaw adalah salah satu teknik atau metode pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk mendorong partisipasi dan keaktifan siswa di SDN 3 Sukorejo Kecamatan Tunjungan dalam mencapai tujuan. Selain itu metode jigsaw memberikan pemahaman bahwa model pembelajaran jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang membentuk beberapa anggota dalam satu kelompok siswa untuk bisa bertanggung jawab atas materi yang telah disampaikan (Arends 1997). Metode Jigsaw digunakan Elliot Aronson pertama kali untuk tujuan mengatasi konflik ras antar siswa di sekolahnya. Masalah rasis-rasis yang sangat parah dan mengancam itu di diselesaikan dengan melebur seluruh siswa dari berbagai etnis ke dalam satu kelompok. Dalam metode Jigsaw, setiap siswa bertanggung jawab memahami suatu materi pembelaran dan kemudiaan menyatukan pemahamannya dengan anggota kelompok yang lain untuk membentuk pemahaman yang kompleks.
Penerapan metode Jigsaw dalam pembelajaran di sekolah, khususnya di SDN 3 Sukorejo kelas 1 sangat menarik siswa dan membuat siswa sangat antusias dalam belajar.Adapun langkah-langkah penerapan metode Jigsaw yaitu,pertama menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu menentukan materi pembelajaran yang akan dipelajari bersama-sama. Sebagai contoh dalam pembelajaran matematika siswa dapat mempelajari konsep-konsep penjumlahan dan pengurangan dengan cara menyenangkan.Kedua menyajikan informasi, sampaikanlah informasi dalam pembelajaran pada siswa agar mereka dapat lebih interaktif dalam pembelajaran. Ketiga membagi siswa dalam kelompok, bagilah siswa dalam bebebrapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa yang ada di kelas dan setiap kelompok diberikan tanggung jawab menjelaskan bagian-bagian penting dalam pembelajaran yang dibahas, keempat mengorganisasikan jalannnya diskusi, guru wajib mengontrol setiap kelompok agar kondusifdan aktif didalam pembelajaran, guru boleh memberikan reward pada kelompok yang paling aktif. Kelima evaluasi, setiap kelompok menyampaikan hasil pemahamannnya, dan tugas guru memberikan umpan balik dan evaluasi pembelajaran.
Metode pembelajaran Jigsaw termasuk student centered, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Partisipasi siswa yang besar, keaktifan dituntut maksimal. Dengan demikiaan siswa akan mampu menyerap dan mengkontruksi seluruh materi pembelajaran tanpa ada tekanan. Metode Jigsaw juga dapat membangkitkan keterampilan sosial dan kreaktivitas. Siswa akan lebih berani mengemukakan pendapatnya dalam diskusi kemudian juga dapat menghargai pendapat temannya. Mereka juga dapat menyelesaikan tugas dengan baik, karena pembelajaran dilakukan secara multi arah, yaitu sesama siswa saling memberi dan menerima serta melengkapi. Siswa bekerja keras baik secara individu maupun kelompok sehingga mastery learning tercapai.
Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa sangat perlu ditingkatkan, hal ini sejalan dengan program pemerintah, yaitu menciptakan pendidikan bermutu dan berkarakter bangsa dan berbudi pekerti luhur.Untuk memicu motivasi dan meningkatnya hasil belajar siswa, sajian pembelajaran harus diubah dari teacher centered menjadi student centered. Seperti dalam model pembelajaran Jigsaw yang menuntut keaktifan seluruh siswa, sehingga hasil belajar akan jauh lebih baik.
Oleh: Djuk Sudartini,S.Pd.SD
SDN 3 Sukorejo Tunjungan Blora