spot_img
27.2 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Penerapan Budaya Positif Melalui Kesepakatan kelas

Tujuan Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan minat, bakat, dan potensinya sebagai individu yang unik, sementara  guru harus memberikan tuntunan dan pedoman agar anak tidak kehilangan arah dan dapat menemukan kemerdekaan dalam belajar.

Membangun karakter murid dapat dilakukan dengan pembiasaan Disiplin Positif. Pemberian hukuman ataupun penghargaan selama ini dianggap  sebagai bentuk pembelajaran disiplin bagi murid. Mungkin pada saat murid mendapatkan hukuman atau penghargaan, murid akan bertindak atau bersikap seperti yang kita harapkan. Tetapi itu hanya bersifat sementara karena motivasinya dari luar atau motivasi eksternal.

Budaya positif di sekolah sangat penting untuk di kembangkan. Hal ini dikarenakan, sekolah merupakan bagian dari tripusat pendidikan, tempat tumbuh dan berkembangnya karakter siswa. Salah satu langkah membentuk lingkungan kelas yang mendukung terciptanya budaya positif, yaitu dengan menyusun kesepakatan kelas. Sehingga siswa memiliki keyakinan dan kesadaran akan penerapan disiplin berdasarkan motivasi internal sehingga  memiliki karakter yang kuat, sesuai Profil Pelajar Pancasila dan tujuan pendidikan yang diharapkan.

Baca juga:  Penggunaan Media Video Meningkatkan Hasil Belajar Materi Volume Kubus dan Balok

Cara merumuskan kesepakatan kelas yaitu : 1. siswa menulis ide/kesepakatan yang mereka inginkan. 2. Guru dan Siswa mengulas ide yang telah ditulis. 3. Guru dan siswa memilah kesepakatan kelas yang penting. 4. Mengubah kesepakatan kelas menjadi kalimat positif. 5. Mengecek dan menyepakati kesepakatan kelas. Dengan adanya kesepakatan kelas ini murid dapat termotivasi secara internal dalam melaksanakan budaya positif di sekolah, sehingga suasana di sekolah menjadi aman, nyaman, dan menyenangkan.    

Budaya positif yang sudah dilaksanakan secara rutin di SDN 2 plosorejo antara lain : upacara bendera setiap hari senin dan peringatan hari besar lainnya, penerapan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun), berbaris dan berjabat tangan sebelum memasuki ruang kelas, berdoa bersama, literasi, hormat kepada guru, menyanyikan lagu wajib, meminta ijin ketika keluar kelas, membuat surat ijin/pemberitahuan ketika tidak masuk sekolah,  membaca asmaul husna,  membaca surah-surah pendek, senam pagi dan bekerja bakti membersihkan lingkungan sekolah setiap hari jumat. Semua murid merasa senang dengan adanya budaya positif, karena dapat membentuk kepribadian atau karakter yang cerdas, berbudaya, disiplin, berakhakul kharimah, peduli terhadap sesama dan lingkungan, mandiri dan bertanggung jawab.Selain itu murid lebih mengenal dan mencintai kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional sehingga semakin tumbuh rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan negara Indonesia.

Baca juga:  Transformasi Pembelajaran Digital dengan Google Classroom

            Berawal dari budaya positif di sekolah maka akan memberikan dampak yang banyak untuk kehidupan masyarakat. Tidak hanya sekedar di dalam lingkungan itu sendiri, namun juga berdampak pada kehidupan sosial bermasyarakat sekitar sekolah, suatu daerah, bahkan negara. Pola pikir yang positif menyebabkan seseorang berperilaku positif, hingga bertutur kata yang positif. Budaya positif di sekolah, guna menghasilkan sumber daya manusia yang baik, serta kehidupan sosial yang baik. Marilah kita wujudkan bersama-sama, mengawali semua dengan pemikiran positif untuk mewujudkan hal yang positif.

Oleh

Jarmini, S.Pd.SD

Guru SDN 2 Plosorejo

Kec.Randublatung, Kab.Blora

spot_img

TERKINI