29 C
Semarang
Rabu, 15 Oktober 2025

SD Negeri Sambiroto 02 Hadirkan Pembelajaran Mendalam IPAS dengan Media CERDAS: Tanamkan Hemat Energi Sejak Dini

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – SD Negeri Sambiroto 02 melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) yang dirancang secara berbeda. Siswa kelas V mengikuti kegiatan berbasis STEAM dan Project Based Learning (PjBL) dengan menggunakan media CERDAS (Cipta Elektronik Ramah Lingkungan dengan Tenaga Alternatif Surya). Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya mempelajari konsep energi, tetapi juga menghasilkan karya nyata serta melakukan aksi nyata hemat energi dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan ini sejalan dengan pendapat Andreani & Gunansyah (2023) yang menyatakan bahwa ciri khas IPAS yang paling menonjol adalah adanya keterampilan proses melalui kegiatan praktik serta pembelajaran yang melibatkan pemahaman tentang pengetahuan alam dan sosial yang berkaitan dengan lingkungan sekitar siswa. Dengan demikian, pembelajaran ini memberi pengalaman utuh yang tidak hanya berbasis teori, tetapi juga terkait erat dengan kehidupan nyata mereka.

Kegiatan dimulai dengan penerapan model Flipped Classroom. Sehari sebelum tatap muka, siswa diminta menonton video tentang energi dan energi alternatif di rumah. Mereka membuat rangkuman sederhana yang kemudian menjadi bahan diskusi pada saat pembelajaran di kelas. Ketika pertemuan berlangsung, suasana belajar dibuat menarik dengan aktivitas olah rasa, menyanyikan lagu hemat energi, hingga berdiskusi mengenai struk pembayaran listrik rumah masing-masing. Dari diskusi tersebut, siswa menemukan pemahaman bahwa penghematan energi listrik tidak hanya berpengaruh pada biaya, tetapi juga berperan penting dalam menjaga keberlanjutan sumber energi.

Setelah kegiatan pembuka, siswa memasuki tahap proyek. Mereka dibagi ke dalam enam kelompok dan secara bergiliran merangkai miniatur rumah, mobil-mobilan, serta kipas sederhana bertenaga surya. Proses berlangsung penuh semangat. Siswa berdiskusi, saling bertukar pendapat, dan bekerja sama untuk merangkai komponen. Mereka kemudian menguji hasil kerja di halaman sekolah. Sorak gembira terdengar ketika miniatur yang dirangkai berfungsi dengan baik memanfaatkan energi matahari. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang konsep energi alternatif, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis, keterampilan bekerja sama, serta keberanian mempresentasikan hasil kerja di depan teman-temannya.

Pembelajaran semakin bermakna dengan hadirnya narasumber dari PLN UPDL Semarang. Siswa mendapatkan penjelasan tentang pentingnya listrik, pemanfaatan energi terbarukan, serta kebiasaan sederhana yang dapat dilakukan untuk menghemat energi. Dengan keterlibatan praktisi, siswa memperoleh pengalaman nyata yang memperkaya pemahaman, karena teori yang dipelajari di kelas terhubung langsung dengan praktik yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Di akhir kegiatan, siswa melakukan refleksi mendalam dengan menjawab pertanyaan tentang hal baru yang mereka pelajari, bagian paling menyenangkan dari proyek, hingga kesulitan yang dialami. Dari refleksi ini muncul berbagai ide lanjutan berupa kampanye hemat energi. Siswa merancang poster, stiker, komik, hingga video ajakan yang akan disebarkan kepada teman, keluarga, dan masyarakat sekitar. Refleksi ini menjadi momen penting karena siswa belajar menghubungkan pengalaman dengan kehidupan nyata, sekaligus menyadari peran mereka sebagai pelaku perubahan.

Dampak kegiatan ini tidak berhenti pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa berinisiatif menjadi agen perubahan dengan mengampanyekan hemat energi di sekolah maupun di rumah. Mereka berani mengingatkan teman sebaya untuk mematikan lampu ketika tidak digunakan, membagikan stiker hasil karya kepada warga sekitar, hingga menyebarkan pesan hemat energi melalui media sosial. Di rumah, siswa mulai berkomitmen mencatat penggunaan listrik bulanan sebagai bentuk kebiasaan baru dalam mengontrol energi. Dari sini, terlihat bahwa pembelajaran telah menghasilkan perubahan nyata dalam sikap dan kebiasaan siswa terhadap konservasi energi listrik.

Kegiatan dengan media CERDAS menunjukkan bahwa pembelajaran mendalam mampu mendorong siswa untuk tidak hanya memahami teori, tetapi juga menghubungkannya dengan praktik, berlatih memecahkan masalah, dan menghasilkan karya yang bermanfaat. Hal ini sejalan dengan teori konstruktivisme yang menjadi landasan, yakni bahwa pembelajaran adalah proses aktif di mana siswa terlibat dalam menemukan fakta, konsep, dan prinsip, sehingga memungkinkan mereka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar (L. Wulandari et al., 2024).

Melalui pembelajaran ini, siswa SD Negeri Sambiroto 02 membuktikan bahwa belajar tidak sebatas di ruang kelas. Dengan kreativitas, kerja sama, dan semangat, mereka mampu menunjukkan bahwa energi alternatif dapat dipelajari sejak dini sekaligus diterapkan dalam kehidupan nyata. Pembelajaran mendalam yang dijalankan dengan media CERDAS berhasil menanamkan pesan kuat bahwa menjaga energi adalah tanggung jawab bersama. Dengan langkah-langkah kecil seperti hemat listrik, siswa tumbuh menjadi agen perubahan yang siap berkontribusi nyata dalam upaya konservasi energi.


TERKINI


Rekomendasi

...