Asyiknya Belajar Atletik dengan Bermain

Ruswinarto, S.Pd Guru Penjasorkes SMP Negeri 1 Slogohimo Kabupaten Wonogiri
Ruswinarto, S.Pd Guru Penjasorkes SMP Negeri 1 Slogohimo Kabupaten Wonogiri

Saat pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk materi cabang olahraga atletik sering kali menjadi kegiatan yang membosankan karena gerakannya yang monoton. Hal tersebut juga tidak jarang terjadi dalam pembelajaran atletik untuk materi lempar lembing di SMP Negeri 1 Slogohimo khususnya pada kelas VII. Untuk mengatasinya diperlukan modifikasi model pembelajaran dalam bentuk aktivitas yang menarik dan menyenangkan sesuai dengan karakteristik dan tahapan-tahapan perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak. Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan adalah dengan penyajian model bermain. Dengan penyajian model bermain maka akan timbul kesenangan dalam kegiatan pembelajaran atletik.

Untuk menetukan metode yang akan digunakan perlu mempertimbangkan beberapa faktor yaitu, penentuan tujuan, penentuan sasaran belajar, penentuan bahan, pengetahuan tentang karakteristik anak dan tingkat kompetensi guru.

Baca juga:  Jurus Jitu Memupuk Percaya Diri Siswa

Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak.
Menurut Aussie (1996), pengembangan modifikasi di Australia dilakukan dengan pertimbangan a) anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa, b) berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi cedera pada anak, c) olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa, d) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak pada situasi kompetitif.

Kemudian alat lembing dalam pelaksanaan pembelajaran lempar lembing ini juga dimodififkasi dengan menggunakan bola tenis yang diberi ekor berupa rumbai-rumbai yang tebuat dari tali rafia. Kegunaan ekor berupa rumbai-rumbai tali rafia ini adalah untuk menahan laju bola ketika dilempar dengan sekuat tenaga  selain itu bola tenis berekor rumbai-rumbai tali rafia tersebut akan menjadi hal yang menarik dan menyenangkan bagi anak dalam pelaksanaan pembelajaran gerakan lempar lembing yang kompleksitas gerakannya cukup tinggi.

iklan
Baca juga:  Ayo, Optimalkan Potensi Siswa!

Teknis pelaksanaan model pembelajaran atletik lempar lembing dengan bermain dan juga dengan alat yang telah dimodifikasi ini dengan cara berpasangan saling berhadapan untuk melempar dan menangkap bola tenis berekor sebagai pengganti lembing. Jarak antar pasangan disesuaikan dengan kemampuan lemparan anak. Dan tentunya dalam melakukan gerakan melempar tersebut sesuai dengan teknik melempar lembing yang benar.

Pendekatan bermain dipilh karena didasarkan pada suatu anggapan bahwa pada dasarnya manusia menyukai kegiatan bermain hal ini dibuktian dengan selalu adanya fitur permainan  pada semua gadget. Aktivitas bermain merupakan aktivitas yang disenangi oleh anak-anak, dewasa maupun oarang yang sudah tua. Bermain bagi anak-anak merupakan suatu kebutuhan yang pokok dalam kehhidupannya. Ini dapat kita amati bahwa hampir dari sebagian waktunya dihabiskan untuk bermain yang merupakan aktivitas yang dilakukan oleh anak untuk merangsang proses pertumbuhan dan perkembangan kognitif, afetik dan psikomotorik.

Baca juga:  Mengajarkan Drama Mudah Menarik Minat Peserta Didik

Dengan pendekatan model bermain dapat disesuaikan dengan kemampuan anak dalam pelaksanaan pembelajaran atletik. Melalui pendekatan bermain teknik yang ada dapat kita modidfikasi sesuai dengan karateristik anak, dana dalam pengadaan peralatan dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada. Dan yang terpenting dari semua itu anak mau mencoba dan melakuakan dengan rasa senang gembira tanpa rasa takut dan rasa membosankan.

iklan