Dalam pembelajaran IPA, guru seringkali memberi informasi dan mengharap siswa untuk menghafal dan mengingat materi tanpa memahami lebih dalam pengetahuan yang diberikan. Hal ini mengakibatkan materi IPA hanya sekedar untuk dihafal. Siswa seharusnya dilibatkan dalam proses pembelajaran dan berbagai pengalaman sehingga pembelajaran tidak hanya memperoleh dari teks untuk dihafalkan. Alur pembelajaran tidak melulu dari guru menuju siswa, akan tetapi sesama siswa dapat saling mengajari. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2004: 12) bahwa pengajaran oleh rekan sebaya lebih efektif daripada pengajaran oleh guru.
Menurut Kustandi (2013: 6), penguasaan materi pada siswa tidak dapat diharapkan terjadi dalam waktu singkat, siswa perlu melakukan pengulangan belajar, oleh karena itu guru perlu melakukan sesuatu dalam proses pembelajaran sehingga membuat siswa melakukan pengulangan belajar. Guru IPA sebaiknya menggunakan berbagai strategi, metode maupun model pembelajaran. Kegiatan pembelajaran IPA diharapkan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk melakukan proses belajar secara kreatif dan penuh antusias. Proses pembelajaran menjadi lebih bervariasi sehingga membuat siswa tertarik dan aktif dalam belajar. Salah satu teknik dalam pembelajaran yang dapat diterapkan guru pada pembelajaran IPA yaitu pembelajaran Index Card Match.
Index Card Match (mencari pasangan) adalah salah satu teknik pembelajaran kooperatif yang cukup menyenangkan yang dapat digunakan untuk mengulang materi yang telah diajarkan sebelumnya. Teknik ini dapat digunakan pada materi IPA Pewarisan Sifat kelas 9 karena banyak terdapat nama ilmiah yang harus dipahami oleh siswa. Guru memberi tugas pada siswa mempelajari topik-topik yang akan diajarkan supaya mereka sudah memiliki pengetahuan awal.
Menurut Zaini (2002:64-65) langkah-langkah pembelajaran Index Card Match: Guru membuat potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada di dalam kelas, bagi jumlah kertas ke dalam dua bagian yang sama. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Kocok semua kertas sehingga tercampur antara soal dengan jawaban. Beri setiap siswa satu kertas. Minta siswa untuk mencari pasangan mereka. Jika sudah ada yang menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk atau berdiri berdekatan. Setelah semua siswa berdekatan dan duduk sesuai pasangan, setiap pasangan secara bergantian membaca soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.
Dalam teknik pembelajaran ini guru perlu mengelola kelas dengan baik. Kekurangan Index Card Match yaitu hanya terjadi satu babak saja sehingga sedikit monoton. Kelebihan Index Card Match yaitu dengan mencari dan mencocokkan kartu membuat siswa lebih memahami materi pembelajaran. Melalui Index Card Match siswa belajar dengan sesama siswa lain sehingga terbentuk kerjasama antar teman. Pembelajaran berjalan tidak dalam satu arah, karena ada transfer ilmu dari guru ke siswa maupun antar siswa. Siswa berpindah-pindah dalam mencari pasangan yang cocok sehingga tidak terjadi kebosanan. Suasana kelas menjadi lebih hidup, mengasyikkan dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Silberman (2009:240) bahwa Index Card Match adalah cara yang menyenangkan serta aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Melalui teknik ini siswa dapat memahami materi pelajaran dengan mencocokkan kartu.
Evi Heri Kustanti, S.Pd.
Guru IPA SMP N 2 Selopampang Kabupaten Temanggung