PEMALANG. JATENGPOS.CO.ID- Pebulu tangkis muda tunggal putra Indonesia, Syabda Perkasa Belawa, meninggal dalam kecelakaan di jalan tol Pemalang, Senin (20/2) dini hari. Syabda meninggal setelah mobil Camry yang ditumpangi berlima sekeluarga menabrak belakang truk yang melaju searah.
Saat kejadian mobil dikemudikan ayahnya, Muanis Hadi Sutamto (49). Akibat kejadian itu, Syabda dan ibunya, Anik Sulistyowati (49), meninggal. Sementara, sang ayah, mengalami luka dan syok. Sedangkan, kakaknya, Diana Sakti Anistyawati (25) dan adiknya, Tahta Bathari Cahya Loka (11), mengalami patah tulang.
Kapolres Pemalang, AKBP Yovan Fatika Handhiska Aprilaya mengatakan kecelakaan terjadi sekitar pukul 03.40 WIB. Kecelakaan ini melibatkan sedan Camry nomor polisi B 1824 KBN yang ditumpangi Syabda Perkasa sekeluarga, dengan truk nopol AG 8711 V.
Kecelakaan ini menewaskan dua korban yakni Syabda Perkasa Belawa (22) dan ibunya Anik Sulistyowati (48). Sementara tiga korban lain yakni ayah dan kakak-adik Syabda mengalami luka dan dirawat di RSI Al Ikhlas Pemalang.
Yovan mengatakan rombongan Syabda berangkat dengan kendaraan Camry dari Bekasi sekitar pukul 23.00 WIB menuju ke Jawa Tengah. Dari Bekasi, awalnya kendaraan dikemudikan oleh Syabda Perkasa Belawa.
“Rombongan ini berangkat berangkat kurang lebih pukul 11 malam dari Bekasi yang semula korban S ini membawa mobil dari rumah sampai Km 57 yang ada di Cikampek Karawang,” kata Yovan, Senin (20/3/2023).
Namun, sesampainya di rest area Cikampek itu, Syabda digantikan ayahnya yakni Muanis (49) sebagai pengemudi sedan.
“Di rest area tersebut korban berganti pengemudi dari Km 57 sampai dengan TKP Km 315 yang mengemudikan adalah bapak dari korban,” ucapnya.
Sesampainya di TKP, sekitar pukul 03.40 WIB, kendaraan yang dikemudikan Muanis ini tak terkendali. Mobil sedang hitam tersebut kemudian menabrak bagian belakang truk yang melaju searah di depannya.
“Di ruas jalan Tol Km 315 di jalur A arah Pemalang menuju Semarang telah terjadi kecelakaan lalu lintas satu buah mobil sedan jenis Camry menabrak kendaraan truk yang berada di depannya, yang mana di dalam mobil ada 5 orang, 1 pengemudi dan empat penumpang,” ungkapnya.
Dugaan sementara, kecelakaan ini diduga akibat pengemudi mengantuk. Namun polisi masih mendalami keterangan saksi-saksi. “Menurut pengakuan sementara, karena kondisinya masih syok, yang bersangkutan mengantuk. Kita masih dalami keterangan yang ada,” jelas Yovan.
Akibat kecelakaan itu, dua orang meninggal dunia. Sementara tiga lainnya mengalami luka. “Rinciannya, satu meninggal di TKP yang berjenis kelamin perempuan kemudian satu lagi meninggal di rumah sakit. Dua penumpang mengalami patah tulang, sementara sopir hanya mengalami luka ringan,” tambah Yovan.
Ayah Syabda Perkasa Belawa, Muanis, mengalami luka ringan, namun masih dalam kondisi syok. “Untuk saat ini pengemudi dalam keadaan sudah sadar namun masih syok,” katanya.
Paman Syabda, Taufik Ismadi kepada wartawan mengatakan, saat kejadian Syabda dan keluarga tengah dalam perjalanan menuju Sragen, untuk menghadiri pemakaman neneknya yang meninggal dunia. Dalam rombongan itu mereka berlima sekeluarga.
“Jadi Syabda bersama keluarganya. Ayah, ibu, dan tiga anak mau pulang ke Sragen naik mobil pribadi,” cerita Taufik Ismadi, Senin (20/3).
Jenazah Syabda Perkasa dan ibunya Anik Sulistyawati tiba di rumah duka di Dusun Ngroto, Desa Sumberejo, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen. Kedatangan jenazah disambut isak tangis kerabat.
Dari pantauan dilansir dari detikcom, Senin (20/3/2023), jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 16.52 WIB. Isak tangis keluarga dan pelayat pecah saat kedua jenazah tersebut diturunkan dari ambulans. Dua peti yang berisi jenazah Syabda dan ibunya dijejerkan bersama peti jenazah sang nenek yang berada di rumah duka.
Manager sekaligus kerabat Swara Setiya di Sragen mengatakan Syabda dan keluarganya bermaksud pulang ke Sragen setelah mendapatkan kabar neneknya meninggal karena sakit. Jenazah Syabda bersama ibu dan neneknya akan dimakamkan satu liang lahat di TPU Karaban yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah duka.
Suasana rumah duka di Dusun Ngroto, Kelurahan Sumberjo, Kecamatan Mondokan, Sragen, pun sudah dipenuhi petakziah. Dari informasi yang diperolehnya, Syabda sempat menerima penanganan di rumah sakit, namun akhirnya nyawanya tidak tertolong.
Disinggung mengenai keseharian Syabda, Swara yang juga adik sepupu Syabda ini mengatakan pria berusia 22 tahun tersebut merupakan pribadi yang ramah dan hangat. “Baik sekali kalau sama keluarga, pokoknya membanggakan. Neneknya mau apa ya dituruti, nggak ‘jaim’ sama keluarga besar, nggak kaku,” katanya.
Kepergian Syabda Perkasa meninggalkan duka bagi bulutangkis Indonesia. Tunggal putra potensial itu sedianya sedang meniti karier di kancah internasional. Syabda lahir di Jakarta pada 25 Agustus 2001. Namanya mencuat setelah ikut dalam tim putra Indonesia dalam Thomas Cup 2022.
Syabda tampil sekali di penyisihan grup. Dia menjadi penentu kemenangan Indonesia 3-2 atas Korea Selatan usai menang tiga set melawan Yun Gyu Lee. Selepas Thomas Cup, Syabda sukses menyabet juara pertama Lithuanian International 2022. Pada akhir tahun, dia meraih podium pertama Malaysia International Series 2022.
Syabda memulai tahun 2023 dengan merengkuh gelar Iran Fajr International Challange di Teheran. BWF saat ini menempatkannya di ranking 90 dunia tunggal putra. Selamat jalan Syabda Perkasa Belawa.
Terima kasih atas kontribusi dan sumbangsihmu untuk bulutangkis Indonesia. (dtc/dbs/muz)