Banjir Indramayu, Kementan Siapkan Bantuan Pompanisasi dan Bibit

Upaya Pompanisasi Menyelamatkan Sawah Kekeringan di Indramayu

JATENGPOS.CO.ID, INDRAMAYU – Lahan sawah di Kabupaten Indramayu seluas 6.092 ha tergenang banjir, dan 32 ha di antaranya puso dan sebagian sudah surut dan pertanaman aman. Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, pemerintah telah menyiapkan upaya pompanisasi untuk area banjir dan bantuan bibit gratis.

“Kita sudah koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika terdapat genangan di sawah,” kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, Kamis (19/3).

Sarwo Edhy memastikan, upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan tahun ini akan lebih efektif. Kementan, menurut dia, telah menyiapkan seluruh kebutuhan sarana prasarana.

Selain itu, Pemerintah akan memberikan bantuan bagi para petani yang sawahnya terdampak banjir. Bantuan itu terbagi menjadi dua kategori, yakni sawah dengan asuransi tani dan sawah tanpa asuransi tani.

iklan
Baca juga:  Perkuat Resiliensi dan Daya Saing Ekonomi Nasional

“Bagi petani yang sawahnya memiliki asuransi tani, pemerintah akan memberikan kompensasi senilai Rp 6 juta per hektare. Sementara untuk petani yang sawahnya tidak memiliki asuransi tani, hanya akan diusulkan pemberian bibit gratis,” ujar Sarwo Edhy.

Dia menjelaskan, kalkulasi kompensasi asuransi itu sudah diperhitungkan dan diperkiran cukup bagi petani untuk melakukan budi daya lahannya mulai dari pengolahan lahan, membeli benih, dan juga pupuk.

“Mengingat cuaca yang tidak menentu, kami terus dorong petani mengasuransikan lahannya sebelum tanam. Ini agar lebih aman dan nyaman dalam usaha taninya,” kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy mengatakan, Kementan sudah meminta Kadistan (Kepala Dinas Pertanian) Indramayu untuk bersurat ke Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk normalisasi sungai Kalensemak, sungai Gempol dan lainnya.

Baca juga:  Mentan Amran Panen Jagung Seluas 1200 Ha di Tanah Laut

“Selanjutnya tugas kita dari pusat mengkordinasikan ke Kementerian PUPR untuk keperluan normalisasi sungai tersebut,” kata Sarwo Edhy.

Sementara, POPT Kecamatan Kandanghaur, Orin menuturkan, penyebab banjir ini dikarenakan ada 3 tanggul yang jebol di Kandanghaur dan saluran pembuangan ke sungai atau laut mampet karena terjadi sedimentasi dan tidak lancar.

Orin menambahkan, untuk tanggul yang jebol sudah dilakukan pengurugan sementara dengan menggunakan karung berisi tanah. Pompanisasi untuk mengeluarkan genangan air dari areal sawah belum bisa dilakukan. Orin menuturkan sawah yang tergenang paling luas di Kec. Kandanghaur 2.214 ha.

“Posisi sungai yang relatif lebih tinggi dari sawah menyulitkan kita untuk dilakukan pompanisasi. Bila hujan tidak deras diprediksi 3 hari lagi akan surut dan mudah-mudahan keadaan kembali normal,” harapnya.(*)

Baca juga:  Gelar PuriCare WAP Challenge, Cara Unik LG Tingkatkan Kesadaran Udara Bersih
iklan