JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Proyek Jembatan Butuh di Sungai Bengawan Solo ini menghubungkan kecamatan Plupuh -Masaran, Sragen progres pekerjaan baru berjalan sekitar 65 %, Minggu (3/11). Sehingga dari perhitungan dinilai agak lambat dari jadwal meski kurang dari 2 %. Pekerjaan dengan anggaran Rp 14,4 miliar ini yang menjadi momok pelaksana proyek tentunya sungai terpanjang di pulau Jawa ini banjir. Lantaran proses pengerjaan yang tersisa sekitar dua bulan ini sudah memasuki musim penghujan.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, pengerjaan jembatan tersebut dengan panjang 150 meter dan lebar 7 meter. Pengerjaan proyek dengan jadwal 315 hari ini menggunakan anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) TA 2024. Sedangkan melihat kondisi di lapangan pekerjaan baru sebatas pengerjaan cor penyangga jembatan di tengah sungai. Untuk kontruksi besi jembatan belum terpasang.
Kabid Binamarga DPUPR Sragen Aribowo Sulistyo mengatakan untuk progres pengerjaan target 71 % . Hanya saja untuk perhitungan pengerjaan terjadi keterlambatan sekitar 1,8 %. Namun pihaknya optimis untuk pekerjaan tetap akan selesai sesuai jadwal pada akhir Desember 2024 ini
“Untuk progres memang terjadi keterlambatan tetapi tidak sampai 2 persen. Terpenting dari sisa pekerjaan tidak ada banjir kiriman dari daerah atas, sehingga pekerjaan tetap sesuai jadwal,” tandas Bowo
Menurut Bowo, kalo cuma hujan di sekitar Sragen malah tidak masalah pekerjaan tetap bisa berjalan lancar. Namun yang dikuatirkan bila hujan diatas seperti Karanganyar, Solo, Sukoharjo maupun Wonogiri akan terjadi banjir kiriman yang bisa menghambat pekerjaan.
“Makanya ini terus kita kebut dengan pekerjaan lembur dengan menambah jumlah tenaga,” ujar Bowo.
Diketahui proyek jembatan butuh ini sempat molor pekerjaan beberapa tahun. Molornya proyek tersebut terkendala pembebasan lahan sekitar lokasi. (ars)