JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah menggelar acara puncak Festival Jawa Tengah Syariah (FAJAR) pada 22 Agustus 2022 sebagai penutup rangkaian agenda yang telah dilaksanakan sejak Juli 2022. Acara puncak dihadiri oleh Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Doni P. Joewono; Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, dan berbagai narasumber dari akademisi hingga praktisi perkembangan ekonomi dan syariah nasional.
Agenda ini dilaksanakan sebagai komitmen Bank Indonesia dalam mendorong transformasi ekonomi syariah di Indonesia, khususnya Jawa Tengah, dalam memperkuat Pemulihan Ekonomi Nasional.
Pelaksanaan FAJAR 2022 merupakan kali ketiga diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah sejak 2019. Adapun tema yang diusung pada tahun ini adalah “Memperkuat Halal Value Chain dalam Pengembangan Ekonomi Syariah di Jawa Tengah”. Tema ini diangkat sejalan dengan peningkatan demand pasar produk barang/jasa berlabel halal di Indonesia, sehingga perlu didukung oleh ekosistem halal value chain yang lebih kondusif.
Terdapat 6 strategi utama yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan halal value chain yakni penguatan sektor pertanian terintegrasi, penguatan sektor industri pengolahan, penguatan sektor energi terbarukan, pengembangan sektor wisata halal, penguatan kelembagaan dan penguatan dukungan pemenuhan infrastruktur pendukung. Strategi ini diharapkan dapat memberikan daya ungkit bagi perkembangan halal value chain di Indonesia, sehingga prestasi Indonesia semakin solid di tingkat global.
Salah satu upaya nyata yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam mencapai milestone pengembangan halal value chain ke depan adalah melalui peningkatan peran pondok pesantren. Pondok pesantren menjadi salah satu fokus utama pembentukan embrio halal value chain, sejalan dengan potensi sumber daya pondok pesantren yang relatif besar.
Hingga saat ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah telah membina sebanyak 31 pondok pesantren sejak 2018. Dari jumlah tersebut, potensi pondok pesantren di gali lebih dalam sesuai dengan keunggulan kompetitif masing-masing, mulai dari aspek industri pengolahan makan minum, pertanian dan perkebunan, hingga industri kreatif.
Pada acara puncak FAJAR tersebut, juga dilaksanakan penyerahan simbolis Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada pondok pesantren, penyerahan Sertifikat Jaminan halal kepada pelaku usaha, penyerahan MoU kerjasama pilot project model bisnis Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN) serta launching aplikasi Jasirah (Jejak Wisata Sejarah) yang menyediakan informasi destinasi wisata berdasarkan sejarah Mataram Islam dan Mataram Hindu/Budha.
“Kami mengembangkan aplikasi Jejak Wisata Sejarah (Jasirah) sebagai salah satu wujud perhatian terhadap pariwisata ramah Muslim, sehingga masyarakat menjadi lebih nyaman dalam hal experience berwisata,” ujar Rahmat Dwisaputra, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah.
Melalui pelaksanaan Festival Jateng Syariah 2022 diharapkan dapat semakin memperkuat peningkatan linkage program antar pelaku ekonomi syariah, baik dari sisi Pemerintah, Akademisi, Pelaku Usaha hingga Masyarakat Umum, dalam mencapai momentum perkembangan ekonomi syariah nasional yang lebih optimal sehingga mampu menjadikan ekonomi syariah sebagai salah satu sumber pertumbuhan perekonomian baru di Indonesia.(aln)