Bantu Pasien Kanker, PT Phapors Dan LIPI Kembangkan Alat Deteksi Kanker Serviks

JATENGPOS.CO.ID, Semarang — PT Phapros, Tbk, anak perusahaan PT RNI (Persero) yang bergerak di industri farmasi dan alat kesehatan menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan alat deteksi dini kanker serviks yang menggunakan darah dan urine sebagai sampelnya.

Hal itu disebabkan karena jumlah penderita kanker serviks di Indonesia semakin meningkat. Setiap tahunnya di Indonesia, tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi.

“Banyak pasien kanker serviks yang datang ke rumah sakit sudah dengan stadium lanjut karena enggan melakukan screening dengan pap smear yang membuat mereka merasa kurang nyaman,” jelas Direktur Utama PT Phapros, Tbk, Barokah Sri Utami, Senin (11/2).

Untuk itu, kami menggandeng LIPI untuk mengembangkan diagnostic kit kanker serviks yang bisa membuat perempuan nyaman melakukan screening.

iklan
Baca juga:  Dinkes Kota Semarang Terus Imbau 70 Ribu Warga Kota Semarang yang Belum Punya BPJS

Ia menambahkan, ternyata Human Papiloma Virus (HPV) yang merupakan penyebab kanker serviks tidak hanya ditemui pada penderita kanker serviks, tapi juga pada penderita kanker lain seperti kanker usus atau paru-paru.

Itu artinya, lanjutnya, HPV bisa menyebar ke semua organ vital melalui peredaran darah, sehingga dibutuhkan sebuah alat deteksi dini kanker yang menggunakan darah sebagai salah satu sampelnya.

Emmy menuturkan kerjasama yang dilakukan dengan LIPI ini sejalan dengan Instruksi Presiden No. 6/2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

“Alat deteksi dini atau diagnostic kit kanker serviks yang dikembangkan emiten berkode saham PEHA bersama LIPI tersebut merupakan penemuan dari Sukma Nuswantara, seorang peneliti LIPI dan kedepannya akan segera diuji klinis di RSCM, Jakarta,” pungkasnya. (fid/ntan)
Bawaslu Sebut Distribusi Surat Suara Tanpa Perencanaan

Baca juga:  KDK STIKes Yahoed Pengabdian di TK ABA 16

Semarang – Badan Pengawas Pemilu Provinsi Jawa Tengah mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk serius dalam proses pengiriman logistik pemilu 2019.

Hal itu di karenakan Bawaslu di Jawa Tengah menemukan distribusi beberapa item logistik pemilu tanpa ada pengawalan dan keamanan sehingga sangat rawan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Divisi Pengawasan Bawaslu Jateng Anik Sholihatin, mengatakan saat ini kondisi distribusi dan penerimaan surat suara juga seperti tanpa ada perencanaan. Bahkan, tanpa jadwal, tanpa pemberitahuan dan kedatangan sehingga terkesan mendadak.

“Jadi, akibatnya Bawaslu kabupaten/kota di Jawa Tengah kesulitan melakukan pengawasn karena tiadanya jadwal yang jelas terkait pengiriman,” ujarnya.

Anik menambahkan, ketidak siapan terjadi di daerah Purworejo dimana logistik harus menunggu sehari semalam karena tenaga bongkar belum siap.

Baca juga:  LIPI Targetkan Vaksin Merah Putih Uji Klinis di Semester 2 Tahun 2021

“Sementara di Kudus, harus memindahkan logistik terlebih dahulu karena gudang surat suara masih ditempati logistik dukungan alat kelengkapan lainnya jadi tidak bisa langsung digunakan,” tambahnya.

Bawaslu Jawa Tengah sangat menyayangkan kondisi tersebut. Sebab, sesuai dengan ketentuan, distribusi logistik harus ada pengawalan petugas keamanan dengan perencanaan yang jelas sehingga bisa tepat, efektif dan tidak menimbulkan kerawanan.

“Bahkan untuk daerah Rembang dan Kendal, pendistrisbusian logistik hanya menggunakan satu box mobil, hal ini rawan sekali ya karena bisa jadi, surat suara tertukar karena Kendal dan Rembang berbeda daerah pemilihan (dapil),” tutupnya. (fid/ntan)

iklan