JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Dalam rangka mendukung program percepatan tanam, pemerintah terus melakukan upaya-upaya agar pertanian di Kabupaten Demak dapat berhasil dan meningkat, salah satunya yaitu memfasilitasi para petani untuk memiliki alat mesin pertanian sebagai sarana pengolah lahan maupun pasca panen. Hal ini disampaikan Bupati Demak HM. Natsir saat penyerahan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) secara simbolis kepada 15 kelompok pertanian di Halaman Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Rabu (15/11).
Natsir juga mengatakan dengan adanya berbagai bantuan yang diberikan kepada para petani, diharapkan akan memberikan dampak bagi peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Demak serta ada peningkatan kesejahteraan petani.
“Jika petani makmur maka warga masyarakat pun makmur dan sejahtera, sehingga kemiskinan akan berkurang,” ungkapnya.
Ia berharap apa yang telah diterima supaya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pertanian. Ia juga meminta agar bantuan alat tersebut dapat dipertangungjawabkan oleh para kelompok penerima bantuan.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Ir. Wibowo menyampaikan dengan adanya bantuan alat traktor dan penyedot air maka diharapkan bisa mempercepat hasil pertanian. Selain itu dengan alat-alat tersebut target – target bisa tercapai, begitu juga dengan target nasional.
Untuk itu ia meminta agar bantuan alat-alat yang telah diserahkan supaya dipelihara dengan baik, jangan sampai dibiarkan begitu saja karena tingkat kerusakan akan lebih cepat.
“Bantuan yang diberikan secara simbolis tersebut meliputi 6 traktor roda dua, 5 pompa air, 2 cultivator dan 37 hand sprayer,” jelas Wibowo.
Ditambahkannya, terkait kondisi saat ini yakni masalah pupuk sudah mengajukan ke Provinsi.Untuk urea kurang 2700 ton tetapi disetujui 1900 ton dan sudah memadai, sedangkan untuk NPK sudah mengajukan 12 ribu ton lebih tapi hanya diberi 500 ton. Untuk SP36 mengajukan 6000 ton hanya diberi enam ton saja, untuk ZA 5000 ton tapi tidak direlisasi, sehingga wajar kalau saat ini kekurangan pupuk dimana-mana.
Namun demikian, ia menjelaskan bahwa penyuluh pertanian atau mantri tani sudah bisa mengedukasi petani, yang dulu petani minded terhadap pupuk tunggal (urea), tapi sekarang tidak lagi, petani sudah menggunakan pupuk NPK.
“Dalam hal ini Dinas pertanian juga sudah berupaya semaksimal mungkin tetapi keputusan tetap ada di tingkat provinsi,” pungkasnya. (adi/sgt/mg8)