JATENGPOS.CO.ID, CILACAP- Tim SAR Gabungan meningkatkan intensitas pencarian pada hari keempat operasi penyelamatan korban tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Puluhan alat berat dan unit spesialis dikerahkan untuk mempercepat penemuan 12 korban yang masih tertimbun.
Upaya mempercepat pencarian di Dusun Cibuyut dan Dusun Tarukuhan, tim mengerahkan 21 ekskavator, 17 pompa air (alkon), dan 9 anjing pelacak (K-9) pada Minggu, 16 November 2024. Seluruh peralatan itu difokuskan pada empat sektor pencarian.
Hingga saat ini tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi total 11 korban meninggal dari 23 korban longsor. Sementara 12 masih dinyatakan hilang.
Dalam konferensi pers di lokasi yang tengah diguyur hujan deras, Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama Bramantyo menjelaskan 11 korban longsor itu berhasil ditemukan. Hari pertama ditemukan dua korban, hari kedua satu korban, dan hari ketiga pda sabtu (15/11/2025) ditemukan delapan korban.
“Lebih banyaknya korban ditemukan pada hari ketiga pencarian terjadi berkat pengerahan anjing pelacak. Kalau kemarin hari pertama kita berhasil mengevakuasi dua survivor, kemudian hari kedua satu survivor, alhamdulillah pada hari ketiga kita berhasil mengevak atau menemukan 8 survivor,” ujarnya.
Sebelumnya cuaca buruk menjadi masalah utama dalam proses pencarian korban hilang longsor Cilacap. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB akan melakukan rekayasa cuaca di hari keempat ini.
Deputi Bidang Penanganan Bencana BNPB Mayjen TNI Budi Irawan menjelaskan secara teknis BNPB bersama dengan BMKG akan menaburkan bibit hujan di wilayah lain sehingga cuaca di Desa Cibengying dapat cerah dan diharapkan dapat memperlancar proses evakuasi.
“Seluruh alat berat sudah engine start pagi hari. Kita mulai dari awal sehingga kita bekerja pagi hingga malam atau sampai dengan cuaca baik,” kata dia.
SAR Mission Coordinator (SMC), Muhamad Abdullah, menjelaskan bahwa empat sektor pencarian har ini meliputi Worksite A-1 dan A-2 di Dusun Cibuyut, serta Worksite B-1 dan B-2 di Dusun Tarukuhan. Masing-masing lokasi masih menyisakan enam korban dalam pencarian.
“Kami membagi area terdampak menjadi empat sektor prioritas. Pengerahan 21 ekskavator mempercepat pembukaan akses dan pembersihan material, sementara K-9 dan alkon membantu mendeteksi serta mengeringkan titik yang diduga menjadi lokasi para survivor,” ujarnya.
Abdullah menambahkan, cuaca tidak menentu menjadi tantangan utama. Curah hujan tinggi membuat kondisi tanah labil dan berpotensi memicu longsor susulan.
Sementara, sebanyak 11 korban meninggal dunia terus diidentifikasi. Tim Identifikasi Korban Bencana atau Disaster Victim Identification (DVI) Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Jateng berhasil melakukanidentifikasi terhadap delapan korban, tapi sisanya tiga korban belum teridentifikasi.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng Kombes Pol Artanto pada Sabtu (15/11/2025) malam. Menurutnya, para korban yang sudah terindentifikasi selepas Tim DVI mencocokkan ciri-ciri data gigi (Odontogram), ciri-ciri Khusus Korban, properti yang melekat pada korban dan konfirmasi Keluarga yang selamat.
“Sebaliknya, kendala dalam proses identifikasi korban karena kondisi korban sudah tidak utuh lagi akibat tekanan material longsor. Tim DVI dokkes Polda Jateng masih disiagakan sampai dengan operasi selesai,” tandas Artanto. (dbs/muz)












