JATENGPOS.CO.ID. TEMANGGUNG– Pemugaran dan penyusunan kembali batuan pagar di Situs Liangan Desa Purbosari kecamatan Ngadirejo, menjadi salah satu angenda pada ekskavasi yang dilakukan oleh Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.
“Kami sedang mencoba menyusun kembali batuan dari pagar yang ada di situs ini,” kata staf BPCB Jateng, Budiono yang tengah bekerja di Situs Liyangan, Temanggung kemarin.
Menurutnya, saat ditemukan dalam ekskavasi sebelumnya, sebagian dari batuan pagar ditemukan di lokasi yang tidak jauh dari posisi pagar, bahkan sebagian lagi ditemukan berserakan dilokasi situs.
Ia mengatakan, berserakannya batuan pagar ini bukan karena proses ekskavasi sebelumnya, melainkan karena situs ini terkubur oleh material letusan gunung Sindoro yang mengalami erupsi ribuan tahun silam.
“Situs ini terpendam pasir dan material lainya, dalammnya antara 10 hingga 12 meter. Kegiatan kami pada tahap ini mencari, menyusun, dan menyatukan satu demi satu batuan pagar yang berserakan,” katanya.
Menurutnya, tidak hanya pada pagar saja yang kondisinya tidak utuh, namun pada temuan lainnya seperti candi utama dan beberapa temuan lainnya kondisinya juga tidak sempurna. Hal ini kemungkinan besar akibat dari bencana alam yang terjadi saat itu.
“Kondisi situs peninggalan zaman Mataram Kuno itu tidak utuh lagi, bangunan dari kayu hancur dan sebagian ditemukan berupa arang dan bangunan dari batu sebagian berserakan,” jelasnya.
Ia mengatakan, pada kegiatan kali ini tim fokus untuk mencari dan menyatukan batu di pagar candi induk yang membujur ke utara dengan panjang pagar 139,60 meter dan tinggi 164 cm.
“Sebelum dilakukan pemugaran, kami mencoba mencari, menyusun, dan menyatukan batu-batu tersebut,” katanya.
Sebelumnya kata Budi, ditahun 2017 tim BPCB berhasil memugar pagar candi induk Situs Liyangan yang membujur ke barat meskipun belum selesai semua dan memugar trap tangga di bagian pagar yang membujur ke utara.
Diakuinya, saat pemugaran trap tangga dilakukan, sebagian batu tidak ditemukan, terutama di bagian atas, maka kemudian diganti batu yang baru.
“Langsung diganti dengan yang baru, tapi kami upayakan disesuaikan dengan bentuk yang asli,” katanya.
Langkah ini katanya, juga akan dilakukan saat menyusun kembali pagar ini, karena dimungkinkan beberapa bagian dari pagar batu ini juga belum ditemukan.
Ia menambahkan, dalam upaya mencari, menyusun, dan menyatukan batuan pagar ini diterjunkan delapan personel dari BPCB ditambah tenaga kerja lokal. Waktu ekskavasi sendiri sudah dimulai sejak 12 Maret dan direncanakan akan berakhir pada 6 April mendatang.
“Untuk awal kami memang fokus ke penyusunan pagar dulu,” tandasnya. (set/jpnn/muz)