JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) mendorong munculnya pengusaha baru (start-up). Langkah tersebut diwujudkan melalui pembukaan pelatihan bagi para calon start-up dari seluruh Indonesia.
Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Pemberdayaan BBPLK Semarang, Dodi Suhardiyono mengatakan, sebagai pusat pengembangan SDM dan program pelatihan pelatihan kerja, pihaknya memang sengaja memprioritaskan pada kejuruan Bisnis Manajemen (Bisman) dan Fashion Technology.
“Lulusan pelatihan pada kedua kejuruan tersebut hampir 80% telah dinyatakan kompeten yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Selanjutnya tinggal mendorong mereka untuk menjadi produktif sehingga nantinya akan memiliki daya saing yang tinggi di pasar kerja,” kata Dodi, Selasa (4/2/2020).
Menurutnya, yang menjadi tantangan adalah karakter anak milenial yang sebagian besar tidak menyukai pekerjaan yang bersifat formal dengan aturan-aturan serta jam kerja yang baku, maka akan kita dorong mereka menjadi wirausahawan atau start-up.
“Kami sangat beruntung bahwa ketika kami merencanakan program Start-up ini, ada tawaran mendapatkan konsultan atau expert dari Jerman, yaitu Mr. Klaus Tischler, dan beliau telah menjelaskan secara menyeluruh mengenai apa dan bagaimana dalam mengembangkan program Start-up di BBPLK Semarang,” ungkapnya.
Dijelaskan, Mr. Klaus Tischler mengajarkan tentang desain dan memproduksi hijab dengan ecoprint. Selain itu juga mendesain dan memproduksi tas belanja dari kain perca, memproduksi sabun cuci dari bahan lerak, serta mengorganisasikan event industri fashion atau development operation of an event agency for the fashion industry di BBPLK Semarang.
“Nantinya para peserta pelatihan juga akan dilatih bagaimana cara dan model pemasarannya,” jelasnya.(aln)