JATENGPOS.CO.ID. PURWOREJO- Sejak dilanda bencana tanah bergerak pada pertengahan Desember 2017 lalu, puluhan warga terdampak bencana di Desa Wonotopo Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo masih bertahan di pengungsian. Belum diketahui secara pasti apakah mereka akan dapat kembali menghuni rumah masing-masing atau harus direlokasi.
Kondisi tersebut terus mengundang keprihatinan berbagai pihak. Salah satu bentuk kepedulian dilakukan oleh Pramuka Kwarcab Kabupaten Purworejo dengan mengunjungi lokasi dan menyerahkan bantuan, Senin (8/1).
Bantuan diserahkan kepada Kepala Desa Wonotopo Amat Kozaki oleh Wakil Ketua Wakil Ketua Bidang Binamuda Kwarcab Purworejo Soekoso DM bersama Bidang Kehumasan Margono SIP, Ketua DKC Muhammad Asyim, serta para pengurus dan anggota Ubaloka Kwarcab Purworejo.
“Bantuan ini sekadar empati kami kepada masyarakat Desa Wonotopo, mohon jangan hanya dilihat nilai dan jumlahnya. Kehadiran Pramuka ini sekaligus memberikan dukungan moral,” kata Soekoso DM.
Selain menyerahkan bantuan, mereka juga meninjau langsung sejumlah rumah serta infrastruktur terdampak bencana. Beberapa warga ditemui untuk dimotivasi.
“Musibah ini semoga menjadi anugerah. Paling tidak, tingkat gotong royong jadi lebih tinggi dengan adanya musibah ini,” ungkapnya.
Kepala Desa Wonotopo, Amat Kozaki menyebutkan bahwa bencana tanah bergerak yang terjadi pada Senin (18/12) malam silam tersebut mengakibatkan puluhan rumah rusak berat dan ringan. Saat ini, jumlah pengungsi terdata sebanyak 68 jiwa.
“Lokasi pengungsian tidak lagi di posko, tapi sudah di rumah-rumah keluarga atau saudaranya,” sebutnya Kozaki.
Menurutnya, pada Minggu (24/12) lalu wilayahnya telah didatangai Tim Geologi Bandung untuk melakukan penelitian kondisi tanah. Sementara hingga saat ini belum ada hasil penelitiannya.
“Kami masih menunggu hasil penelitiannya, apakah lokasi-lokasi yang terdampak itu masih layak ditempati atau warga harus direlokasi. Harapannya segera ada hasil,” ujarnya.
Terkait ketersediaan logistik pangan, Kozaki menjelaskan bahwa saat ini masih aman. Stok beras yang ada diperkirakan cukup untuk mencukupi kebutuhan sekitar 1 bulan ke depan. Namun, stok lauk pauk kian menipis.
“Tadinya ada dapur umum di empat posko yang difasilitasi oleh Dinas soisial dan BPBD Purworejo, tapi kini sudah terpusat jadi satu dapur umum mandiri di satu posko Balaidesa. Kami masih membutuhkan bantuan apapun bentuknya karena belum tahu sampai kapan warga ini akan bertahan mengungsi,” jelasnya. (top/jpnn/muz)