JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Tanggapan lulus kuliah tidak harus dengan skripsi terus berdatangan dari sejumlah rektor. Diantaranya rektor UPGRIS (Universitas PGRI Semarang), Dr. Sri Suciati M.Hum.
Rektor wanita ini menganggap skripsi bukan satu-satunya tugas akhir mahasiswa sebelum lulus sebenarnya bukan hal baru. Sebab ketika dunia masih dilanda covid, Kemendikbud Ristek sudah mengeluarkan edaran soal itu.
“Untuk menghindari proses kelulusan yang macet akibat covid, waktu itu mas Mentri sudah mengeluarkan edaran, bahwa lulus kuliah tidak harus dengan skripsi, tapi boleh diganti alternatif lain, seperti tugas akhir, base projek, dan prototipe,”jelasnya kepada Jateng Pos, Kamis (7 September 2023).
Di UPGRIS sendiri, setahun lalu sudah menyambut edaran itu. Mahasiswa boleh membuat alternatif lain selain skripsi berupa laporan tugas akhir. Tetapi laporan itu harus terbit terlebih dulu pada jurnal berepotasi di kampus UPGRIS.
“Jadi lulus tidak harus dengan skripsi bukan hal baru, sudah lama ada, entah kenapa baru sekarang jadi ramai,”katanya.
Dia juga meluruskan pemahanan yang keliru di masyarakat. Yang benar bukan tanpa skripsi, tetapi boleh menggunakan alternatif lain selain skripsi. Jadi tetap wajib menggunakan standar kelulusan yang ditetapkan dan dibina ketat oleh pembimbing.
“UPGRIS menyambut baik aturan ini, ini langkah maju dunia pendidikan supaya mahasiwa punya alternatif lain untuk cepat lulus dan memasuki dunia kerja,”imbuhnya.
Pihaknya juga menyambut baik kurikulum merdeka sehingga kampus bisa lebih mudah berkembang sesuai target masing-masing. Misalnya saat ini, UPGRIS menerapkan setiap mahasiswa lulus harus punya serfifikat kompetensi profesi. “Jadi kalau lulus tidak hanya punya ijazah, tapi punya serfifikat pendamping sesaui jurusanya, sehingga punya kompetensi untuk mencari kerja,”jelasnya.
MENINGKAT
Dr, Sri Suciati menambahkan, UPGRIS yang dulunya IKIP PGRI, juga terus berpacu cepat dengan perubahan aturan yang ada. Semua demi perbaikan pelayanan dan kualitas UPGRIS. Sambutan masyarakat kepada kampus yang berpusat di tengah kota Semarang Jl. Dr.Cipto ini terus meningkat. Terbukti tahun ini jumlah pendaftar mahasisa meningkat. “Target kita 3000 mahasiswa, ini malah bertambah. Lulusan kita tidak ada yang nganggur, tersebar di dunia kerja semua, terutama dunia pendidikan banyak alumni UPGRIS,”imbuhnya.
Banyak alumni UPGRIS yang sukses jadi pejabat instansi negeri maupun swasta dan tokoh publik. Misanya Leak Koestiya jadi CEO Jawa Pos, Furi Setya atau yang akrab dipanggil Mas Poer jadi komedian terkenal, dan sejumlah alumni jadi pejabat di kementerian pendidikan.
Saat ini, UPGRIS punya empat kampus yang tersebar di kota Semarang. Kampus pusat di Jl Dr Cipto (Jl Sidodadi), kampus UPGRIS di Jl Gajah Raya, Kampus UPGRIS Jl Sriwijaya, dan Kampus UPGRiS daerah Bendan Semarang. Selain jurusan pendidikan juga ada fakultas umum. Melayani kuliah S1 dan S2. Biaya kuliah sangat terjangkau. UKT mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 8 juta. UPGRIS juga menerima beasiswa hafal quran minimal 8 juz. (jan)