JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian utama, mencapai 17.9 juta kasus kematian setiap tahunnya dan lebih dari 3 juta terjadi pada usia dibawah 60 tahun menurut WHO.
Kardiovaskular, terdiri dari kata kardio yang merupakan jantung dan vaskular adalah pembuluh darah. Sehingga jantung dan pembuluh darah pasti saling berhubungan serta dalam sistem peredaran darah ke seluruh organ tubuh.
“Jika pembuluh darah bermasalah maka akan berdampak pada organ lain. Misal, jika ada bagian tubuh yang tidak teraliri darah maka lambat laun akan menghitam karena terjadi kematian sel tubuh,” tegas dr.
Antonius Sarwono Sandi Agus Sp.BTKV, MH, FIHA, FICS, selaku dokter spesialis bedah toraks, kardiak, dan vaskular di SMC RS Telogorejo Semarang. Dijelaskan, memiliki gaya hidup malas bergerak atau jarang berolahraga, memiliki pola makan tinggi kolesterol, sering konsumsi minuman kemasan, kurang tidur, serta mengalami stres berkepanjangan. Faktor risiko pemicu aterosklerosis lainnya antara lain tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kencing manis, perokok aktif maupun pasif.
Jika terjadi penyempitan di pembuluh darah jantung ditemukan tanda dan gejala antara lain nyeri dada seperti ditindih atau diremas (angina), nyeri atau tekanan pada pundak, lengan, rahang, atau punggung, gangguan irama jantung (aritmia), sesak napas, berkeringat, dan gelisah. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan medical check up secara keseluruhan, untuk mengetahui bagaimana kondisi fisik secara umum. Kemudian akan di sesuaikan hasil pemeriksaan tersebut dengan kondisi pasien.
“Plak aterosklerosis yang keras dan sempit ini diibaratkan seperti pipa paralon yang sudah mengerak dan kotorannya berkumpul melapisi dinding pipa tersebut, lalu apa yang bisa kita lakukan? Bisa mengoreknya dengan cara membuka kembali pipa tersebut,” terangnya.
Tindakan dilanjutkan dengan pemasangan ring (stent) atau angioplasty, bertujuan untuk membuka sementara pembuluh darah yang sempit akibat pengerasan tersebut, tetapi penyempitan ini tidak bisa di buka secara total. Dokter spesialis jantung akan berkolaborasi dengan dokter spesialis bedah toraks, kardiak dan vaskular untuk tindakan lebih lanjut, seperti Bedah Pintas Arteri Koroner (BPAK) atau CABG (Coronary Artery Bypass Grafting) atau masyarakat lebih mengenalnya dengan istilah operasi “bypass”. dr Anton, menambahkan, operasi bypass ini akan mengembalikan aliran darah kembali di jantung yang sebelumnya berkurang, karena saluran pembuluh darahnya menyempit atau tersumbat.
SMC RS Telogorejo telah melengkapi tata kelola terkini dalam memberikan solusi terbaik untuk pasien dengan penyakit kardiovaskular berupa 2 buah mesin jantung paru (Heart Lung Machine) untuk BPAK ini, khususnya bagi pasien dengan aterosklerosis berat atau telah terjadi penyebaran thrombus pada peredaran aliran darah di tubuh.
“Perlu dipahami bahwa pembentukan plak di dalam pembuluh darah ini, pasti terjadi seiring bertambahnya usia pada proses penuaan dimulai sejak remaja. Cepat atau lambatnya tergantung gaya hidup masing-masing orang, pastikan kita melakukan medical check up secara berkala dan konsul ke dokter jika dirasa memiliki keluhan atau tanda gejala,” pungkas dr Anton.
Olahraga rutin juga diperlukan, bertujuan meningkatkan kualitas tubuh dalam merespon radikal bebas. Selain itu gaya hidup sehat diantaranya menghindari asap rokok (aktif maupun pasif), mengelola stress dengan baik, serta tidur yang cukup. (ucl/biz/muz)