JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Kemudahan berobat dengan pelayanan maksimal dirasakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), Abdul Muis warga Kelurahan Sidomulyo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Ia sempat menderita ketika sebuah daging tumbuh semacam tumor di lutut kaki kanannya.
Meski bukan jenis penyakit ganas, tapi dirasakan sangat mengganggu ketika daging tumbuh tersebut semakin membesar. Saat awal mengetahui hanya sebesar biji merica, namun dalam waktu 3 tahun berubah menjadi benjolan sebesar kelereng.
“Benjolan itu kalau dipegang tidak sakit, seperti daging tumbuh biasa. Tapi sangat mengganggu ketika tumbuh semakin besar, terutama kalau pakai celana jean benjolan jadi lecet karena tergesek kain jeans,” cerita Muis yang sehari-hari bekerja sebagai jurnalis ini.
Khawatir penyakit yang diderita dapat berakibat parah, kemudian diperiksakan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) menggunakan kartu JKN-KIS. Oleh dokter FKTP tersebut disarankan agar mau dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) yakni RSUD Ungaran untuk menjalani operasi pengangkatan tumor.
“Dokter bilang semacam tumor jinak, karena itu harus diangkat melalui operasi bedah di rumah sakit. Saya ikuti anjurannya karena benjolan di lutut saya terus bertambah besar,” tuturnya.
Setelah mendapat surat rujukan dari FKTP, Muis mendaftar ke loket Rumah Sakit yang dituju untuk mendapat pelayanan di Poli Bedah. Berkat membawa surat rujukan, ia mendapatkan kemudahan, saat itu dianjurkan langsung opname untuk segera menjalani operasi.
“Sebelum masuk ke kamar opname saya lebih dulu diperiksa dokter bedah rumah sakit. Dianjurkan nanti malam berpuasa, karena operasi akan dilakukan esok pagi harinya,” jelasnya.
Diakui Muis pelayanan begitu mudah dan cepat. Ia jadi meragukan adanya kabar yang menyebutkan pelayanan di rumah sakit dipersulit jika menggunakan kartu JKN-KIS.
“Itu tidak benar, saya sendiri membutikan selama penanganan dan perawatan operasi tumor diberi pelayanan cepat, tidak ada yang berbelit-belit,” tandasnya.
Pagi hari, ia mendapatkan pelayanan operasi yang pertama. Sekitar pukul 09.00 masuk ke ruang operasi. Asisten dokter memberitahukan dengan ramah akan menyuntikan bius, dan setelah itu dalam hitungan ketiga ia sudah tidak ingat apa-apa.
“Begitu saya sadar tahu-tahu sudah berada di ruang opname. Anak dan istri saya yang sudah menunggui dan tersenyum mengabarkan jika sudah selesai operasi. Sepintas saya lihat jam di tangan pukul 09.40. Ohh.. ternyata operasi berjalan cepat. Dan, saya dalam kondisi sehat,” tutur Muis.
Dilihat benjolan di lututnya sudah tidak ada. Ia mendapatkan 5 jahitan. Siang harinya, perawat menyampaikan hasil pemeriksaan medis penyakit tumornya tidak ganas. Daging tumbuh di lutut sudah diangkat sekaligus dengan akarnya, sehingga tidak tumbuh lagi.
“Siang harinya saya diperbolehkan pulang, jika menginginkan. Karena saya punya anak kecil, kasihan kalau menunggui di rumah sakit. Maka saya putuskan pilih pulang dan menjalani perawatan jalan,” jelasnya sambil menunjukan bekas jahitan di lututnya.
Muis bersyukur dan berterimakasih mendapatkan pelayanan maksimal selama berobat penyakit tumor yang diderita. Ia benar-benar merasakan keberuntungan dan keuntungan. Pasalnya, selama perawatan hingga pelaksanaan operasi sama sekali tidak dikenakan biaya. Semua biaya sudah ditanggung dalam Program JKN-KIS.
“Alhamdulilah tumor saya hilang dan saya dapat sembuh. Rumah sakit juga tidak mengenakan biaya, semua saya dapatkan gratis. Saya bersyukur menjadi peserta JKN-KIS, dapat pelayanan baik dan gratis,” tutupnya. (muz)