Biadab! Tujuh Bayi Hasil Inses dengan Anak Kandung Dibunuh

AYAH KEJI: Rudi warga Kelurahan Tanjung, Purwokerto Selatan, Banyumas digelendang petugas di Mapolres Banyumas, Senin (26/6). FOTO:IST

BANYUMAS. JATENGPOS.CO.ID- Perbuatan biadab ayah satu ini sangat terlaluan. Rudi (57) warga Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Banyumas, tega menghamili putri kandungannya sendiri. Begitu putri melahirkan bayinya langsung dibunuh.

Rudi tersangka penemuan 4 kerangka bayi di kebun kosong di dekat rumahnya. Ternyata tak hanya 4 bayi, ada 7 bayi hasil inses dengan anak kadungnya berinisial E (25) yang dibunuh pria keji itu.

“Rudi sejauh ini mengakui bahwa kerangka manusia yang kita temukan dari tanggal 15-21 Juni. Kemudian, terakhir pelaku menyampaikan bahwa ada tiga kerangka lagi yang masih ada di TKP, artinya total ada tujuh kerangka manusia,” kata Kasat Reskrim Polresta Banyumas Kompol Agus Supriyadi, Senin (26/6/2023).

Polisi bakal melanjutkan pencarian tiga kerangka bayi yang masih terkubur di lokasi kebun kosong itu dengan mengerahkan anjing pelacak. Sebagaimana keterangan Rudi kepada polisi, sudah menyetubuhi anak kandungnya itu sejak 2013.

“Rudi mengaku melakukan hubungan dengan anaknya ini sejak tahun 2013. Jadi bisa dikatakan inses,” jelasnya.

Rudi mengaku membunuh bayi tersebut setelah E melahirkan. Dia pun langsung menguburkan bayi tersebut di tanah yang berada di Kelurahan Tanjung.

“Semua dilahirkan, estimasi waktu dari 2013-2021 ada tujuh bayi. Bayi pada saat Saudari E melahirkan langsung dibunuh dan dikubur. Bayi tersebut dibekap menggunakan kain,” ungkapnya.

Rudi berdalih memperkosa anak kandungnya dan membunuh bayi hasil inses karena mengaku mendapat arahan dari guru spiritual.

“Pengakuan tersangka melakukan hal tersebut karena ada arahan dari guru spiritualnya atas nama Bambang. Info sementara seperti itu, tapi masih kami dalami keterangan pelaku,” tandas Kompol Agus.

Di sisi lain, tersangka Rudi juga dikenal sebagai dukun pengobatan tradisional. Rudi juga dikenal sering memancing di lokasi penemuan kerangka empat bayi tersebut.

Disebutkan, ibu korban sebenarnya tahu kejadian tersebut tapi diancam oleh pelaku sehingga tak bisa berbuat apa pun.

“Ibunya juga mengetahui, sehingga ibunya dalam kondisi tidak bisa berbuat banyak karena memang diancam oleh pelaku untuk diam dan tidak melapor. Apabila melapor akan dibunuh,” ungkapnya.

Agus menyebut Rudi melakukan aksi bejatnya itu di gubuk tempat mereka tinggal. Pelaku dan korban tinggal bersama di gubuk itu.

“Dilakukan di rumah di sekitar TKP karena memang pada saat 2013 yang bersangkutan dengan anaknya tinggal bersama di gubuk yang tidak jauh dari lokasi tersebut.”

Kepada polisi, E mengaku pertama kali hamil sejak 2012 silam.

“Jadi waktu umur 14 tahun sudah hamil. Sejak tahun 2012 itu sudah melahirkan. Setiap janinnya begitu melahirkan kemudian dibunuh dan dikubur di kebun,” jelasnya. (dtc/muz)